Mohon tunggu...
Farid Sudrajat
Farid Sudrajat Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar kehidupan

pembelajar kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Drama

Epos Perjuangan Sahabat Sudirman

21 Maret 2017   19:39 Diperbarui: 21 Maret 2017   19:43 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://wayang20.blogspot.co.id

# Menyambut hari TB 24 Maret 2017

 Awan mendung menjuntai di langit negeri Insanesia hari itu adalah hari bertemunya dua pasukan.

Sang pejuang  dengan bala tentara yang terdiri Rifa, Iso,Pira dan Eta didukung pasukan khusus Leuko dan tim siap siaga dengan perlengkapan perang dan siap tanding maju ke medan laga. Mahkluk asing yang tiba-tiba muncul menebar terror dan mengacaukan ketentraman negeri Insani, Miko, sosok perusak.

Pertempuran bersejarah itu mula pecah pada tanggal dua empat bulan tuju tahun empat belas, dua kubu bertemu dan berhadap-hadapan : kubu menjaga kelestarian dan pembangun kesejahteraan negeri Insanesia yang dipimpin sahabat sudirman, sang pejuang dengan pasukannya, dan kubu  perampas kedaulatan dan penghancur negeri yang diwakili sosok miko dan para gerombolannya. Pertempuran berlangusng sengit…. hantaman bom, tembakan senjata hingga deru pesawat pemburu saling memburu. Membuat suasana negeri mencekam.

Setelah masa 6 bulan pertempuran berlangsung, tampak tanda kemunduran dari sang pejuang dan pasukan Rifa dan kawan-kawan. Akhirnya Mereka mundur sementara untuk mengatur strategi dan siasat serangan berikutnya. Ternyata musuh yang dihadapi bukan musuh sembarangan. Musuh tampak  semakin kuat dan beringas. Mereka menghancurkan apa saja yang ada di negeri tersebut, infra stuktur jalan, taman-taman penghias kota, pusat perekonomian, kantor-kantor pemerintahan pun tidak luput dari serangan mereka.

Beberapa satuan pasukan khusus mulai rontok, berawal dari tertawannya Rifa dan Iso. Praktis sisa kekuatan tinggal dua yakni Pira dan Eta. Jelas bukan merupakan pertempuran yang imbang. Demikianlah akhirnya didatangkan pasukan tambahan untuk memback up  kekuatan yang ada: bergerak untuk bergabung Cyclo, Eto, Levo dan kawan kawan, sejenis rudal penjelajah jarak jauh, yang diharapkan dapat melumpuhkan sang aggressor.

Babak baru pertempuran dimulai kembali. Kali ini pertempuran berlangsung lebih dahsyat, lebih sengit, dan lebih lama. Tidak kurang hampir satu tahun berlangsung pertempuran, namun tanda-tanda musuh goyah belum juga tampak. Yang ada justru sebaliknya, musuh semakin kuat dan ganas. Melihat perkembangan situasi pertempuran yang yang tak seimbang, disayangkan terjadi penghianatan dari dalam pasukan sang pejuang. Hal ini menimbulan daya juang anggota pasukan yang tersisa makin menurun. Akibatnya   sang durjana miko semakin membusungkan dada, tertawa dengan sombongnya.

Namun pertempuran tidak boleh berhenti dan pilihannya hanya dua : miko, sang penjajah yang harus tuduk dan ditawan,  atau sang  yang pejuang yang harus gugur  sebagai  seorang ksatria. Senja mulai merayap. Kedua pasukan mulai kembali ke baraknya masing-masing. Mereka beristirahat mengumpulkan sisa-sisa tenaga untuk menyiapkan pertempuran berikutnya.

Sore itu, Nopember tahun 16 langit di atas negeri insanesia masih mendung diliputi awan gelap, seperti mengerti kegelisahan sang pejuang. Didampingi sahabat spritualnya, sang pejuang mengungkapkan bahwa dirinya melihat tanda-tanda pertempuran yang semakin tidak seimbang ini dan ia seolah berada di negeri yang asing baginya. Ada sosok yang menghampirnya mengajak pergi. Namun ia tidak ingin memperlihatkan rasa gelisah dan kecemasan  dihadapan para tentara pasukannya. Diam-diam ia berpesan kepada sahabat spiritualnya untuk menjaga semangaat perjuangan susci ini, sementara ia akan melakukan upaya kontempasi memohon petunjuk sang Maha pemilik kekuatan. Ia akan pergi meninggalkan pasukannya. Ditempat tersembunyi itulah ia menyerahkan segala daya upaya yang telah dilakukan bersama pasukannya untuk menghadapi musuh yang datang membuat kerusakan.

Dalam masa kontemplasi dan mencari petunjuk Tuhan, dan dalam keadaan yang semakin lemah, ia berharap dan berdoa, bila masanya tiba ia  akan kembali memimpin pasukan seiring dengan datangnya fajar baru tahun 17. Rupanya doanya dikabulkan. Ia menghirup fajar baru tahun 17 dan kembali ke medan laga. Namun sayang….

Istana dan segala isinya sudah tidak berbentuk, sementara pasukannya sendiri sudah banyak yang gugur dan banyak yang tertawan. Sepertinya kekhawatirannya mendekati kenyataan…kekuatan jahat, perusak, dan sangat bengis, sang miko telah menjelma menjadi monster perusak  yang kejam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun