Mohon tunggu...
farah karsetia
farah karsetia Mohon Tunggu... Jurnalis - Berbagi informasi dan sudut pandang

Belajar Menulis. Jadi kritikan dan komentar anda sangat berguna untuk saya. Terimakasih :D

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

DonasiKU, ke Mana Alirannya?

27 Mei 2019   03:48 Diperbarui: 28 Mei 2019   09:41 4438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rutinitas pemenuhan kebutuhan kita, tak jarang kita membeli berbagai kebutuhan tersebut di supermarket-supermarket. Salah satu supermarket yang cukup dekat dengan masyarakat yaitu Alfamart. Sejak 2015, Alfamart mengalakkan program DonasiKu yang menghimpun dana dari konsumen berupa uang kembalian. Namun hal ini ternyata membuat tak sedikit masyarakat merasa resah.

Hingga pada tahun ini, keresahan masyakat kian tak kunjung reda. Masyarakat merasa adanya ketidaktransparan mengenai aliran donasi yang digalakkan oleh Alfamart dengan program Donasiku. Banyak masyarakat yang tidak tahu harus kemana mencari informasi mengenai hal tersebut. Ditambah lagi, jumlah donasi yang kecil membuat masyarakat enggan untuk menanyakan kemana aliran donasi yang mereka berikan.

Selain itu, secara tidak langsung donasi uang kembalian membuat konsumen merasa dirugikan karena konsumen tidak diperbolehkan mengurangi harga pada transaksi pembayaran berapapun nominalnya. Sedangkan, pihak Alfamart meminta uang kembalian untuk didonasikan. Meskipun pihak Alfamart terlebih dahulu meminta izin untuk didonasikan, namun banyak konsumen yang merasa tidak enak untuk menolak permintaan tersebut.

Pada tahun 2017 yang lalu, sempat terdapat gugatan kepada minimarket Alfamart yang dilakukan oleh salah satu konsumen yang bernama Mustolih, beliau membawa kasus tersebut sampai ke meja hijau dengan tujuan untuk menuntut minimarket Alfamart untuk menjelaskan kemana mengalirnya dana sedekah kembalian tersebut. 

Namun pihak minimarket Almafart keberatan terhadap gugatan Mustolih berdasarkan salinan surat gugatan yang ditujukan Mustolih, Yusril Ihza Mahendra selaku kuasa hukum Alfamart menggugat Mustolih dan KIP ke Pengadilan Negeri Tangerang karena keberatan atas keputusan yang diumumkan pada 19 Desember 2016.

Menurut pihak Alfamart, Mustolih bukan meminta transparansi melainkan meminta AD/ART, SOP, MoU antara Alfamart dan yayasan yang dikemas dalam 11 dokumen. Menurut pihak Alfamart, transparansi sudah dilakukan dengan cara mempublikasi melalui media massa. Hal ini sesuai dengan SK Menteri yang hanya mengatakan penyelenggara atau penghimpun dana itu wajib mempublikasi di media.

Namun masyarakat menilai masih kurang adanya transparansi jika hanya publikasi melalui media massa. Ditambah lagi, informasi dari media tersebut berisi bekerja sama dengan yayasan apa, jumlah hasil pengumpulan donasi, dan dibelikan apa saja. Masyarakat ingin informasi yang lebih spesifik dari itu.

Konsumen yang Ingin Tahu tapi Enggan Mencari Tahu

Konsumen Alfamart hampir selalu dimintai untuk berdonasi untuk program DonasiKu. Meskipun ketika proses pegembalian selalu diberikan pertanyaan mengenai permintaan donasi terlebih dahulu, namun konsumen seperti Ghania dan Nandya merasa enggan untuk menolaknya. "Iya kayak gaada pilihan mau apa engga. Gaenak nolaknya juga", ujar Ghania yang merupakan seorang mahasiswa.

Sementara Nandya bercerita, jika dia tidak memberi donasi tersbut pihak kasir akan berkata, "Maaf kak, tidak ada kembaliannya". Secara tidak langsung, terdapat masyarakat yang merasa dirugikan

Namun disisi lain, ada masyarakat yang menyambut DonasiKu secara positif dengan beranggapan bahwa donasi kembalian yang mereka berikan itu dipergunakan untuk yang membutuhkan. Selain itu, beberapa orang ini tidak mempersalahkan hal tersebut karena nominal kembalian juga terbilang kecil. 

Namun, mereka juga berpikir bahwa walaupun jumlah donasi yang mereka berikan itu kecil, tetapi jika dihimpun oleh seluruh Alfamart yang ada di Indonesia itu akan berjumlah sangat besar.

Berangkat dari uang kembalian yang bernominal kecil akan terhimpun dengan jumlah yang banyak, membuat masyarakat ingin mengetahui masalah aliran uang donasi kembalian Alfamart yang mereka berikan. Masyarakat merasa kurangnya informasi dan transparansi proses serta tujuan dari dana donasi tersebut dari pihak Alfamart.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa konsumen tidak memiliki inisiatif yang tinggi dalam mencari keingintahuannya. Misalnya seperti Kiki yang merupakan mahasiswa, ia enggan untuk menanyakan perihal aliran donasi tersebut karena merasa malu kepada pihak Alfamart terutama kasir. Tak sedikit para donatur yang berasal dari konsumen ini pun tak sering mencari informasi mengenai aliran donasi tersebut di internet maupun media massa. Sehingga, publikasi yang dilakukan Alfamart kurang efektif karena banyak masyarakat yang tidak megakses informasi tersebut.

Pegawai Alfamart: Kami Menawarkan Donasi Sesuai Sistem di Komputer

Pada hari Jum'at, 15 Maret 2019. Kami bersama-sama untuk mendapatkan informasi yang kita perlukan di Alfamidi cabang Pondok Labu (Belakang UPN). Pada saat itu kita langsung diarahkan untuk menemui kepala toko Alfamidi yaitu Mba Evi. Kami menanyakan beberapa pertanyaan kepada Mba Evi untuk mendapatkan beberapa informasi yang sesuai dengan topic yang kita bahas. 

Mba Evi menuturkan bahwa di Alfamidi cabang Pondok Labu (Belakang UPN) ini masih dilakukannya program "Donasi Kembalian Lazismu". Program tersebut berisi meminta donasi kembalian dari konsumen Alfamidi untuk didonasikan kepada suatu yayasan. Ia juga menerangkan mengenai prosedur yang dilakukan di Alfamidi tersebut.

Ia menjelaskan misal ada kembalian sebesar Rp 1.100, nanti sistem akan terbaca otomatis untuk permintaan program donasi, lalu nanti pihak kasir akan menanyakan kepada konsumen untuk ketersediaan untuk Rp 100 untuk di donasikan melalui kembalian tersebut.

Mba Evi juga menuturkan bahwa donasi yang terbaca sistem yaitu besarannya mulai Rp 100-400. Ia juga menuturkan bahwa hasil dari donasi tersebut langsung ke input ke sistem pusat, sehingga ia tak tau pasti untuk jumlah total program donasi tersebut. Lalu Mba Evi menjelaskan mengenai proses penyampaian donasi tersebut kepada Lazismu, ia menjelaskan bahwa sepengetahuan ia ketika training, bahwa total jumlah donasi itu ditampung dahulu di pusat, lalu di berikan langsung kepada Lazismu. 

Mba Evi pun ketika ditanya mengenai tanggapan program donasi tersebut, ia menuturkan secara positif yaitu kita secara langsung berdonasi walaupun dengan jumlah kembalian. Ia juga menjelaskan bahwa tak bisa dipungkiri ada beberapa konsumen yang melakukan penolakan terhadap program kembalian donasi tersebut, namun ia juga bercerita bahwa selama ia beradai di Alfamidi Pondok Labu (Belakang UPN) ini para konsumen menyambut secara positif mengenai program donasi kembalian tersebut.

Mba Evi juga menjelaskan mengenai kekhawatiran konsumen yang merasa takut disalahgunakan, namun ia menambahkan bahwa besaran jumlah program donasi masing- masing konsumen tertera pada struk belanja tersebut sebagai bukti. Ia juga menjelaskan bahwa jika terjadi penolakan dari konsumen terhadap permintaan program donasi tersebut, maka uang kembali tersebut akan dikembalikan sesuai dengan jumlanya (tanpa ada potongan untuk program donasi).

Rapot Donasi Alfamart

Donasi uang kembalian minimarket adalah program yang memiliki itikad baik pihak alfamart untuk berperan aktif membantu menggalang, dan menyalurkan bantuan dari konsumen yang mekanisme umumnya dari sebagian uang kembalian belanja kepada masyarakat yang membutuhkan. Pengumpulan dilakukan melalui kasir-kasir alfamart. 

Menurut Nur Rahman selaku Corporate Communication General Manager Alfamart setiap program penggalan donasi konsumen yang dilakukan oleh perusahaan bekerja sama dengan Yayasan-Yayasan kredibel dan mendapatkan izin dari pemerintah republic Indonesia melalui Kementrian Sosial Republik Indonesia. Program ini sudah diberlangsungkan sejak tahun 2015.

Banyak yang bertanya -- tanya mengenai pengelolaan dan penyaluran program Donasi-Ku di Alfamart. Namun, menurut pihak PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (SAT), dirinya sudah transparan dalam penggunaan uang donasi melalui publikasi laporan yang diunggah dalam websitme resmi Alfamart atau pemberitaan pada media mainstream. Berikut informasi pengelolaan serta penyaluran uang donasi dari tahun 2015 sampai 2018 berdasarkan beberapa sumber terpercaya dan website resmi Alfamart

Pada periode 1 -- 31 Januari 2015 terkumpul hasil donasi konsumen sejumlah Rp 2.396.592.401 yang bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKAKI) untuk membangun 3 Rumah Singgah bagi anak penderita kanker di Indonesia. 

Selanjutnya pada periode 1 Febuari -- 30 April 2015 2015 terkumpul hasil donasi konsumen sejumlah Rp 6.949.230.470 yang bekerja sama dengan Yayasan Berani Bhakti Bangsa (YBBB) yang mengusung kembali Program Bright Eyes, Bright Future dimana membagikan kacamata gratis untuk anak Indonesia yang memiliki gangguan penglihatan jarak dekat dengan target 30.000 kacamata. 

Pada Periode 1 -- 31 Mei 2015 terkumpul hasil donasi konsumen sejumlah Rp 2.640.754.074 yang bekerja sama dengan Habitat for Humanity (HFH) Indonesia untuk mengkontruksi Rumah Layak Huni bagi keluarga prasejahtera dalam program Kampung Alfamart. Setelah itu periode 1 -- 30 Juni 2015 terkumpul hasil donasi konsumen sejumlah Rp 2.636.696.021 yang bekerja sama dengan United Nations Children Fund (UNICEF) melalui rangkaian program Sahabat Pendidikan Indonesia. 

Selanjutnya pada periode 1 -- 30 Juli 2015 bekerja sama dengan Yayasan BM Cinta Indonesia akan menjalankan program pemberian 10.000 paket bantuan kepada keluarga prasejahtera. Jadi, sepanjang 2015, SAT telah menyalurkan donasi konsumen senilai lebih dari Rp 33 miliar melalui 9 program yang dikelola bersama 8 yayasan.

Sedangkan pada periode 1 Januari - 29 Februari 2016, dana terkumpul Rp5,5 miliar. SAT bekerja sama dengan Yayasan Anugerah Bina Insani (ABI) menggagas program Aku Siap Sekolah yakni penyaluran bantuan 20.000 paket perlengkapan sekolah berisi alat tulis, tas, dan seragam sekolah kepada siswa-siswi sekolah dasar yang membutuhkan di 45 wilayah di Indonesia. 

Selanjutnya periode 1 -- 31 Maret 2016, dana terkumpul Rp2,1 miliar. SAT bekerja sama dengan Yayasan Habitat for Humanity (HFH) menghimpun donasi konsumen Alfamart Alfamidi untuk membangun 57 rumah layak huni serta pelatihan rumah sehat dan pelatihan pengelolaan keuangan bagi 114 keluarga prasejahtera di wilayah Gresik, Jawa Timur. 

Periode 1 April - 31 Mei 2016, dana terkumpul Rp3,9 miliar. SAT menjalankan program Bright Eyes Bright Future yakni penyaluran bantuan 10.000 kacamata minus bagi pelajar prasejahtera di Tanah Air. Selain itu, pada periode 1-30 Juni 2016, dana terkumpul Rp 2,5 miliar. SAT bekerja sama dengan Yayasan BM Cinta Indonesia (BMCI) menyalurkan bantuan 15.000 paket bantuan kebutuhan pokok berisi beras 5 kilogram (kg), minyak goreng 2 liter, gula 1 kg, kecap, saus sambal, susu kental manis, teh celup, dan mie instan untuk masyarakat prasejahtera. 

Selanjutnya periode 1 Juli sampai 30 September 2016, dana terkumpul Rp7,1 miliar. 

Dana disalurkan bersama Yayasan Anugerah Bina Insani dalam bentuk rekonstruksi sekolah TK/PAUD, alat bantu disabilitas, dan sunatan massal bagi anak kurang mampu.

Periode 1 sampai 31 Januari serta 1 Juli sampai 31 Agustus 2017 berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 2,9 miliar dengan bekerja sama dengan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) yang dialokasikan untuk bantuan operasional 4 rumah singgah kanker di wilayah Makassar, Semarang, Pekanbaru, dan Malang yang telah dibangun menggunakan donasi konsumen periode sebelumnya. 

Sedangkan pada periode 1 sampai 31 Mei 2017 berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 864.217.284 yang bekerja sama dengan LAZISNU, salah satunya menjalankan kegiatan khitanan massal yang diikuti 100 anak dhuafa yang telah dilaksanakan di Pondok Pesantren Ats Tsaqofah, Jakarta Selatan.

Pada periode 1 Januari -- 31 Maret 2018 berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 2.277.051.335 yang bekerja sama dengan Yayasan BM Cinta Indonesia berupa bantuan sembako dimana memberikan 15.000 paket masyarakat prasejahterah di seluruh Indonesia. Selanjutnya pada periode 1 April -- 30 Juni 2018 berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 2.262.453.760 yang bekerja sama dengan Lazisnu berupa sunatan massal dan perbaikan MCK. 

Sedangkan pada periode 1 Juli -- 31 Desember 2018 berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 4.249.006.113 yang bekerja sama dengan Lazismu dalam rangka bantuan pendidikan dan kemanusiaan dengan menyalurkan 1.200 paket bantuan kemanusiaan, 6.500 paket perlengkapan sekolah, serta 20 renovasi sekolah.

DonasiKu: Apakah Salah Satu CSR Alfamart?

CSR atau Corporate Social Renspobility adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya), perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Namun, banyak pihak yang menduga bahwa Donasiku merupakan salah satu CSR yang dilakukan oleh Alfamart.

Seperti yang dilansir http://www.nu.or.id, Mustolih yang merupakan pihak yang pernah menggugat Alfamart ini mengatakan bahwa ternyata ketika Alfamart menyalurkan sumbangan kepada Yayasan Kanker Anak Indonesia itu, di dalam akad atau serah terimanya adalah sebagai CSR-nya Alfamart, padahal sumber dananya dari sumbangan konsumen. 

Hal ini bertentangan dengan pasal 74 Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menjelaskan, tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran dan peraturan pemerintah (PP) nomor 47 tahun 2012 tentang tanggung jawab sosial perusahaan.

Dilansir dari republika.co.id, Corporate Communication GM Alfamart Nur Rachman menjelaskan, terdapat dua CSR yang dikerjakan oleh SAT, yaitu CSR yang menggunakan laba perusahaan dan CSR dari masyarakat. Dalam CSR dari masyarakat, SAT berperan sebagai media pengumpulan sumbangan sukarela dari konsumen (CSR cause promotion). 

Menurut Rachman, Program CSR cause promotion pada akhirnya mampu mendorong masyarakat untuk mendonasikan uang. Ini hampir sama dengan program penggalangan dana yang dilakukan banyak televisi swasta ketika masyarakat membutuhkan bantuan, semisal bencana alam

Namun sangat disayangkan,ketika pihak kami ingin mengkonfirmasi lebih lanjut perihal tersebut, tapi pihak Alfamart enggan memberikan jawaban.

Hasil Donasi Konsumen Kian Menurun

Pada tahun 2015, paling sedikit satu bulan memperoleh hasil donasi konsumen sebesar Rp 2 miliyar. Pada tahun 2016 diperoleh hasil donasi konsumen kurang lebih Rp. 2 miliyar. Pada tahun 2017, terjadi penurunan jumlah donasi. Misalnya pada periode 1 -- 31 Mei hanya memperoleh Rp 864.217.284. Sedangkan pada tahun 2018, jika dirata -- ratakan hasil donasi konsumen, dalam sebulan hanya memperoleh sekitar Rp 728 juta.

Padahal jika dilihat dari jumlah gerai Alfamart yang kian meningkat dari tahun ketahun, seharusnya perolehan donasi konsumen juga meningkat. Dilansir dari katadata.co.id, jumlah Alfamart pada September 2017 berjumlah mencapai 13.376 gerai bertambah 1.040 dari posisi akhir 2016 sebanyak 12.336 gerai. Dari data Nielsen Retail Audit yang menunjukkan jumlah gerai Alfamart pada Juni 2018 bertambah 32 unit menjadi 13.522.

sumber: katadata.co.id
sumber: katadata.co.id
sumber: katadata.co.id
sumber: katadata.co.id
Jika saja diperumpamakan satu gerai dapat memperoleh donasi Rp. 100 yang dikalikan 100 konsumen dimana akan menghasilkan Rp. 10.000 dalam per hari. Jika hasil tersebut dikalikan 30 hari maka menjadi Rp. 300.000 sebulan. Selain itu, gerai ditahun 2018 terdapat 13.552, maka dikalikan Rp. 300.000 maka Alfamart dapat memperoleh donasi kurang lebih sebanyak Rp. 4.065.600.000 dalam sebulan.

Ditambah lagi, Biaya operasional yang tercantum dalam Surat Keputusan Mensos RI sebesar 10 persen dari pengumpulan dana dan 90 persen untuk pelaksanaan program sosial kemanusiaan. Jadi, jika pihak Alfamart menggunakan donasi tersebut untuk biaya operasional paling tidak akan memberikannya Rp. 3.659.040.000 kepada yayasan pengelola dan penyalur dana ke masyarakat. Sedangkan, pada periode Juni -- Desember 2018 dana yang terkumpul hanya sebanyak Rp. 4.249.006.113,- 

Dalam tahap pencarian informasi mengenai faktor -- faktor ataupun hubungan antara meningkatnya gerai Alfamart dan menurunnya jumlah donasi, pihak Alfamart lagi -- lagi masih belum bisa mengkonfirmasi masalah tersebut.

Pemaparan Lazismu 

Kantor Lazismu, Menteng, Jakarta Pusat
Kantor Lazismu, Menteng, Jakarta Pusat

Melihat poster yang ada di belakang kasir yang bertuliskan "Donasiku alfamart dengan Lazismu" menjadi sebuah petunjuk bahwa alfamart sedang mengadakan kerja sama dengan pihak atau lembaga Lazismu. Akhirnya pada tanggal 18 Maret 2019 kami mengunjungi sebuah lembaga yang bernama Lazismu yang berada di daerah Menteng, Jakarta Pusat. 

LAZISMU atau Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, sadaqah, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. 

Pada periode bulan Juni hingga Desember 2018 kemarin Alfamart bekerja sama dengan Lembaga pemberdayaan masyarakat Lazismu mengadakan donasi yang bernama Donasiku Alfamart. Dalam donasiku Alfamart periode Juni -- Desember 2018 dana yang terkumpul sebanyak Rp. 4.249.006.113,- diberikan kepada Lazismu ini terkumpul dari konsumen Alfamart yang ingin memberikan donasi dalam bentuk kembalian. 

Program bantuan yang ditawarkan oleh Lazismu kepada Alfamart sendiri adalah pendidikan, dan kemanusiaan karena Muhammadiyah lebih mengutamakan pendidikan dan kemanusiaan.

Mas Adi Rosadi selaku bagian divisi Riset and Development menjelaskan segala bentuk program kerjasama yang dilakukan Lazismu dengan Alfamart. Program kerjasama donasi dengan Alfamart yang berjalan selama 6 bulan ini sudah memberikan bantuan kepada seluruh Provinsi yang ada di Indonesia. 

Pemberian bantuan dari sector pendidikan berupa 7.500 paket sekolah yang berisi tas, alat-alat tulis, dan alat-alat sekolah, serta Lazismu juga menyalurkan bantuan kepada 1000 guru yang kurang sejahtera yang berada di Indonesia. Bantuan ini sendiri tidak hanya berupa paket sekolah atau school kit, tetapi juga bantuan renovasi sekolah. 

Terhitung dari Juni hingga Desember 2018 donasiku Alfamart telah membantu sebanyak 20 sekolah dalam renovasi, hingga pembangunan kelas melalui Lazismu. Selain itu di sector kemanusiaan Alfamart yang bekerja sama dengan Lazismu telah menyalurkan bantuan berupa 1000 Family kit untuk warga Palu dan donggala Sulawesi yang terkena bencana gempa kemarin. 

Dalam family kit tersebut berisi perlengkapan keluarga mulai dari popok bayi, popok dewasa, hingga minyak angin. Jika ditotal maka sumbangan yang telah disalurkan lewat program Donasiku Alfamart adalah kurang lebih sebanyak 8000 paket keperluan dan 20 sekolah yang mendapat bantuan.

Dana yang terkumpul dalam Donasiku Alfamart pada Juni hingga Desember sebanyak 4 Miliar rupiah didapat dari ketersediaan konsumen dalam memberikan donasi lewat kembalian mereka. Penyetoran terhadap lembaga Lazismu dilakukan setiap bulan, menurut Mas Adi Rosadi selaku karyawan Lazismu, Alfamart menyetorkan uang donasi setiap bulan sekali lewat transfer dengan jumlah yang berbeda-beda antara Rp. 400.000.000,- atau Rp. 300.000.000,- atau bahkan bisa lebih. 

Sumbangan atau donasi yang diberikan Alfamart ke Lazismu selalu berupa uang, jadi Alfamart menyetorkan atau mentransfer uang donasi ke Lazismu lalu Lazismu yang mengelola nya untuk menjadi paket yang nantinya akan diberikan bagi yang membutuhkan. Kerjasama ini awalnya terjalin selama 3 bulan saja, namun diperpanjang menjadi 3 bulan lagi, dan total menjadi 6 bulan. Pada tahun 2019 ini Alfa juga kembali bekerja sama dengan Lazismu dengan periode mulai dari Januari hingga Maret. 

Rencana Lazismu untuk periode kedua ini adalah dengan membagikan kembali school kit sebanyak 6.500 ke siswa yang membutuhkan di Indonesia. Namun, hal ini masih perlu dimonitoring pendataan untuk penyebarannya atau pendistribusiannya.

Mas Adi menyebutkan bahwa standarisasi sekolah yang mendapatkan bantuan dari Lazismu dilihat dari bangunannya, kalau hanya perbaikan yang bersifat ringan Lazismu dapat membantu. Dan juga penambahan kelas Lazismu juga bisa membantu, namun jika penambahan local kelas lebih dari 2 itu dirasa sangat berat. 

Standarisasi lain dalam pendataan bantuan adalah dilihat dari rekomendasi atau usulan team Lazismu yang tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Untuk bantuan pembangunan setiap sekolah mendapatkan bantuan dengan jumlah nominal yang sama, contoh jika sekolah A yang berada di Pulau Jawa mendapatkan bantuan dari lazismu sebesar Rp. 10.000.000,- maka sekolah B yang berada di Pulau Sumatera juga mendapatkan bantuan yang sama sebesar Rp. 10.000.000,-. 

Salah satu sekolah yang dibantu dengan donasi dari Donasiku Alfamart melalui Lazismu adalah sekolah yang berada di daerah NTT (Nusa Tenggara Timur). Hambatan dari Lazismu dalam penyampaian bantuan kepada yang membutuhkan adalah waktu, barang yang berceceran, serta pendistribusiannya. 

Waktu menjadi hambatan karena terkadang barang yang dijadwalkan sampai di hari esok tetapi kenyataannya harus mundur satu hari. Lalu hambatan berikutnya adalah barang yang tercecer, jadi ketika barang tersebut sampai di lokasi tiba-tiba ada saja yang kurang di dalam paket atau kit nya. Kemudian hambatan lainnya adalah pendistribusiannya yang susah dikarenakan mungkin akses menuju ke tempat tujuan susah dan akses sangat sulit dijangkau.

Peran Lazismu dalam penyampaian atau pembuktian kepada public bahwa donasi tersebut berasal dari program Donasiku Alfa adalah dengan menempelkan atau memasang plang disetiap sekolah yang dibangun dengan dana Donasiku Alfa oleh Lazismu, selain itu juga Lazismu membuat acara yang di dalamnya berisi media-media atau relasi-relasi mereka, sehingga dalam acara itu Lazismu dapat menyebutkan bantuan apa saja yang berasal dari Program Donasiku Alfa dengan Lazismu. 

Penyampaian ke public ini sebenarnya dilakukan selama proses kerjasama berlangsung, Lazismu mereport atau melaporkan kegiatan donasi melalui web mereka di www.lazismu.org dalam web tersebut tercantum apa saja kegiatan donasi yang mereka lakukan selama ini. Namun, hal ini tidak memuaskan rasa percaya masyarakat dikarenakan pembuktian tersebut hanya ditampilkan pada website saja.

Pandangan YLKI

Kantor YLKI, Duren Tiga, Jakarta Selatan
Kantor YLKI, Duren Tiga, Jakarta Selatan

Mencari titik tengah kami mengunjungi yayasan yang melindungi hak-hak konsumen yaitu YLKI yang memiliki kepanjangan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. YLKI merupakan organisasi masyarakat yang bersifat nirlaba dan independen yang didirikan pada tanggal 11 Mei 1973. Keberadaan YLKI diarahkan pada usaha meningkatkan kepedulian kritis konsumen atas hak dan kewajibannya, dalam upaya melindungi dirinya sendiri, keluarga, serta lingkungannya. 

Menurut pandangan YLKI dalam kasus Donasiku Alfamart ini sebenarnya programnya bagus namun dalam memanage sistemnya yang kurang bagus, dan kurang transparansi sehingga sering terjadi miss communication dengan masyarakat.

Mas Rio Priambodo selaku karyawan YLKI yang menangani bagian pengaduan dan hukum menjelaskan bahwa ketika Alfamart tersebut menawarkan donasi seharusnya pihak Alfamart transparan dalam perincian keuangan hasil donasi untuk penyampaian ke public. Karena konsumen memiliki hak untuk tahu kemana aliran uang yang mereka donasikan kepada pihak Alfamart. 

Menurut pihak YLKI seharusnya pihak Alfamart ketika membuat program donasi tersebut memberitahukan konsumen bagaimana alur donasi tersebut, bagaimana sistem penawaran donasi tersebut sehingga masyarakat tidak akan lagi bertanya-tanya kemana donasi tersebut. Sebenarnya konsumen hanya meminta kejelasan berupa jumlah donasi berapa, dan juga kemana donasi tersebut disalurkan. Publikasi tersebut penting untuk ketransparansian antara Alfamart dengan masyarakat.

YLKI menyebutkan bahwa setiap organisasi baik itu lembaga , perusahaan atau badan usahan dengan status hukum berkewajiban untuk mempublikasikan informasi dana sumbangan atau donasi yang telah dihimpun dari masyarakat. Publikasi yang dilakukan oleh Alfamart lewat website menurut YLKI hanya membahas kulitnya saja, dengan menyebutkan total jumlah donasi tanpa menyebutkan secara rinci keuangan tersebut perbulan berapa yang didapat. 

Dalam perincian keuangan ini seharusnya terdapat report atau laporan jumlah angka secara detail dan siapa saja penerima manfaatnya. Pesan YLKI kepada masyarakat selaku konsumen adalah lebih kritis dalam berpikir dan juga harus lebih teliti. Karena dalam kasus Donasiku Alfamart seperti ini konsumen atau masyrakat jika ingin tahu maka dituntut untuk kritis dan lebih teliti.

Penulis dan Reporter:
Farah Karsetia Sabillah
Kintan Arum Dhani
Muhammad Alif Aziz

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun