Mohon tunggu...
Faisol Basri
Faisol Basri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Demi Jabatan Dirut BUMN, Ada yang Nekad Tawarkan Komitmen 100M Perbulan

18 Februari 2017   20:15 Diperbarui: 18 Februari 2017   20:35 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jabatan Dirut sebuah BUMN raksasa yang sekarang sedang kosong pasca pencopotan Dirut nya kini semakin panas. Perebutan posisi BUMN yang bergerak disektor Migas ini sangat ketat bahkan keras. Ada yang menggunakan cara-cara kotor dan fitnah serta pembunuhan karakter terhadap calon lain. Ada juga yang dengan nekad menemui seseorang yang diyakini dekat dengan pengambil keputusan, dengan menjanjikan komitmen yang luar biasa tidak masuk akal yaitu akan menyetorkan uang sebesar 100M kepada orang dekat pengambil keputusan tersebut. Ini berbahaya jika Presiden dan Menteri BUMN tidak extra hati-hati.

Beredarnya nama-nama di media tentang calon Dirut BUMN tersebut sangat mengundang banyak pertanyaan. Salah satu contoh,  RH pada masanya adalah sosok yang gagal merawat kilang-kilang minyak milik BUMN tersebut. Jadwal-jadwal untuk perawatan dilewati begitu saja entah apa maksud dan tujuannya. Kilang yang seharusnya overhaul tidak dilakukan dan dampaknya sekitar beberapa bukan lalu mengalami gangguan bahkan kilang balik papan berhenti operasi. RH juga diduga kuat menjadi sosok yang memperuncing masalah di internal direksi. RH bahkan kabarnya diduga menggunakan pihak ketiga "opinion maker" untuk membentuk opini dipublik tentang kondisi internal atas perintah dari dirut. Tidak tanggung-tanggung bahkan justru RH lah yang diduga berada dibalik serangan-serangan terhadap Wakil Dirut saat itu AB dengan membayar pihak ketiga untuk terus menebar isu dan fitnah yang bertujuan membunuh karakter AB. Maka pada saat rekomendasi dewan komisaris memutuskan bahwa RH harus dicopot bersama DS, namun karena bisikan yang salah dari seorang Wakil Mentri kepada Presiden, maka RH tidak dicopot tapi yang dicopot adalah DS dan AB.

Sekarang pertarungan untuk memperebutkan Jabatan Dirut BUMN tersebut semakin menggila dan tidak masuk akal. Salah satu calon dirut yang namanya beredar di media, sebut saja RH telah berupaya menemui orang dekat pemutus kebijakan, bahkan masih keluarga dengan pemutus akhir kebijakan tersebut. RH dengan berapi-api berani menawarkan komitmen akan menyetorkan uang sebesar 100 M setiap bulan kepada orang dekat pemutus kebijakan tersebut asal dirinya menjadi Dirut. Ini luar biasa jika benar-benar terjadi. Untungnya orang dekat pemutus kebijakan tersebut menolak dan tidak tidak menerima janji komitmen yang ditawarkan dengan alasan takut ditangkap KPK.

Sungguh sangat tidak bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi jika orang tersebut menjadi dirut dengan janji komitmen seperti diatas. Dapat dipastikan yang bersangkutan hanya akan bekerja untuk dirinya demi memenuhi target setoran. Korupsi akan merajalela dan dipastikan akan memperjual belikan jabatan demi memenuhi kebutuhan komitmen.

Presiden harus sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan kali ini. Sebaiknya presiden menghindari mendengar pendapat dan masukan dari orang-orang yang punya kepentingan dibalik jabatannya. Seperti contoh Wakil Menteri tersebut, yang memberikan masukan dan bisikan salah kepada Presiden hingga terjadi kesalahan pengambilan keputusan saat pencopotan Dirut. Bahkan sang Wakil Menteri berani mendahului Menteri BUMN melaporkan kepada Presiden, padahal itu bukan tupoksinya sang Wamen. Ada apa Wamen begitu rajin dan sangat bersemangat memberikan masukan salah kepada presiden? Patut diduga bahwa sang Wamen berada dibalik kepentingan ricuhnya jajaran direksi supaya bisa menempatkan orang-orangnya disana.

Mungkin juga targetnya adalah bukan menempatkan orangnya saja dijabatan dirut. Bahkan ada target untuk mengaduk jabatan yang lain. Apakah sang Wamen ingin jadi Dirut? Atau sang Wamen ingin jadi menteri dengan menggeser menteri yang sekarang? Semua patut diduga bisa terjadi. Maka itu kita harapkan Presiden untuk berhati-hati dan tidak masuk dalam area permainan sang Wamen dan kelompokmafia migas dibelakangnya. Nasib program presiden tentang BBM 1 Harga hanya ada ditangan orang yang mampu melaksanakannya bukan ditangan orang yang merasa mampu dan bukan ditangan orang yang terafiliasi dengan mafia migas. Presiden harus banyak mendengar dari luar bukan dari pembisik-pembisik yang menyesatkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun