Mohon tunggu...
Ahmad Fairozi
Ahmad Fairozi Mohon Tunggu... Swasta -

Pendiri Rumah Baca Indonesia (Rumah Baca ID), Suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Urgensi Laboratorium Kaderisasi Terhadap Pembentukan Kader

11 Februari 2016   20:45 Diperbarui: 28 Februari 2017   22:01 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Ahmad Fairozi*

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu eksponen pembaharu bangsa dan pengemban misi intelektual yang berkewajiban dan bertangung jawab mengemban komitmen keislaman dan keindonesiaan demi meningkatkan harkat dan martabat umat manusia serta membebaskan bangsa Indonesia dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan, baik spritual maupun material dalam segala bentuk.

PMII hadir sebagai jawaban atas kekacauan kondisi sosial, politik dan agama yang mengalami krisis di Indonesia. Dengan demikian, PMII dituntut selalu berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman. Dimana PMII ada, disitulah PMII menjadi bagian takterpisahkan dengan kebutuhan akan perbaikan moralitas kehidupan masyarakat dan jembatan pembela bangsa serta menegakkan agama.

Sebagai entitas mahasiswa islam Indonesia, PMII mengembangkan visi keislaman dan kebangsaan. Dengan demikian, PMII bertekad memegang teguh ajaran Islam Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja) dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ajaran Islam aswaja selalu menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku untuk menegakkan agama. Begitupun sebaliknya, Pancasila sebagai asas, mengukuhkan bahwa dasar bergerak kita tidak pernah lepas dari kecintaan kita terhadap tanah air.

Dengan instrumen perubahan sosial, sudah semestinya partisipatif dalam memberikan ide maupun gagasannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, wacana keislaman dan gerakan yang menegaskan bahwa PMII adalah barisasn intelektual muda, menjadi kesatuan tak terpisahkan yang perlu dirawat dan dibudayakan, karena untuk itulah PMII dilahirkan.

Struktural PMII harus mampu melihat dan peka terhadap keadaan kekinian. Karena kondisi PMII pada zaman baru berdiri dengan masa sekarang amat sangat jauh berbeda. Pada awal berdirinya, PMII merupakan sebuah jawaban atas carut marutnya kondisi sosial, politik dan agama. Namun, kini PMII harus hadir melebihi kondisi dimana awal PMII didirikan dan menjawab tantangan zaman yang semakin global dan komplit.


Inovasi dalam berorganisasi sangat diperlukan, karena organisasi secara terus-menerus melakukan pengkaderan terhadap generasi-generasi PMII berikutnya. Maka, diperlukan strategi dalam melakukan sebuah inovasi secara berkelanjutan tersebut. Hal demikian akan memudahkan kita dalam melihat realitas kekinian dengan perkembangan zaman yang juga menuntut kita untuk berubah dari cara lama tanpa menghilangkan esensi serta budaya kita.

Melihat parameter diatas, struktural PMII harus mencari strategi yang tepat sasaran dengan harapan dapat menciptakan atmosfir kaderisasi yang berguna dalam proses pengkaderannya serta mampu mengubah dan mempengaruhi kepribadian kader kelak. Strategi tersebut tidak lepas dari pimpinan struktural PMII itu sendiri, dimana pimpinan mempunyai peran vital dalam menumbuhkembangkan serta mengatur masa depan organisasinya dengan segudang ekspektasi yang hendak dicapai, karena pemimpinlah yang paling bertanggung jawab dalam suksesi peran tersebut.

Laboratorium Kaderisasi

Secara definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan, penyelidikan dan sebagainya. Sedangkan kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader secara terstruktur dalam organisasi dengan silabus tertentu. Jadi, laboratorium kaderisasi adalah tempat yang secara khusus disediakan untuk membentuk seorang kader dengan berbagai macam silabus penunjang secara terstruktur.

Menarik dikembangkan sebagai jawaban atas tuntutan zaman sebagai upaya inovasi dalam berorganisasi di PMII. Sederhana, sebagai penunjang untuk membentuk karakter kader yang tingkat kompetensinya sangat bervariasi. Upaya ini menjadi solusi konkret yang dapat diterapkan dalam proses kaderisasi dalam sebuah organisasi untuk mencapai cita-cita dan tujuan organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun