Mohon tunggu...
Fahrul Muhammad
Fahrul Muhammad Mohon Tunggu... Sejarawan - Pemuda

Seorang pemimpi yang hanya ingin bahagia. Kadang suka nulis juga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Laki-laki Muslim dan Gerakan Feminisme

6 April 2020   20:57 Diperbarui: 6 April 2020   21:12 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu lah, Nabi Muhammad SAW mengangkat dan memuliakan perempuan. Bahkan, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita secara tidak langsung tentang feminisme.

Laki-laki Muslim dalam Gerakan Feminisme

Mungkin tanpa kita sadari, diri kita adalah seorang misoginis. Bukan hanya kita, tetapi  banyak orang di dunia ini. Dengan belajar tentang feminis, kita bisa meraih kehidupan yang seimbang tanpa harus memandang rendah kaum perempuan. Jika demikian, kemaslahatan ummat dapat terwujud.

Misoginis secara sederhana merupakan sikap merendahkan perempuan. Dalam sistem sosial patriarki, hal ini sangat mudah dijumpai. Lelaki menjadi makhluk dominan yang menghentikan jalan terhadap perempuan dalam banyak hal.

Meletakkan perempuan hanya di dalam ruang privat, membatasi perempuan dalam kepemimpinan, dan contoh lain sebagainya yang masih terjadi sebagai bentuk praktik misoginisme, baik disadari ataupun tidak.

Sayangnya kita terlanjur antipati terhadap feminisme karena istilah ini muncul dari Barat. Teori-teori feminisme pun disebut tidak cocok untuk diterapkan di negara basic budayanya religius seperti Indonesia.

Liberal, kelewat batas dan norma, tidak patuh pada takdir, dan banyak sebutan bagi gerakan feminisme. Padahal secara praktik, feminisme merupakan sebuah gerakan yang sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Feminisme memperjuangkan kesetaraan. Secara kodrat, lelaki dan perempuan diciptakan berbeda. Namun kita harus bisa dibedakan mana yang masuk wilayah budaya dan mana yang memang hanya bisa dijalankan perannya oleh lelaki atau perempuan karena struktur tubuh yang berbeda.

Misalnya, menyusui. Hal ini memang khusus bisa dilakukan oleh perempuan. Tubuh perempuan memungkinkan untuk menjalankan fungsi ini. Tetapi mengasuh anak tentu bukan kewajiban perempuan. Hal ini bisa juga dilakukan oleh lelaki.

Contoh lain adalah akses pendidikan dan ekonomi. Apakah perempuan boleh kaya dan pintar? Jika perempuan kaya dan pintar apakah ada lelaki yang berani mendekatinya? Tentu saja boleh. Ketika menikahi Sayyidah Khadijah, Nabi Muhammad SAW tidak merasa inferior karena Khadijah merupakan seorang perempuan cerdas dan kaya raya.

Hanya saja struktur budaya kita memang sangat patriarkis. Yang mengamini bukan hanya lelaki, tetapi sebagian perempuan masih menganggap dirinya makhluk yang lemah yang butuh dilindungi dan dijaga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun