Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Menelusuri Jejak Bahasa Adam di Austronesia [Part 3]

21 Januari 2020   16:41 Diperbarui: 28 Januari 2020   16:00 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta kawasan penutur bahasa Austronesia (sumber: wikipedia.org)

Pada tahun 1848 dalam bukunya On the Malayan and Polynesian Languages and Races, John Crawfurd membantah pendapat Marsden yang mengemukakan keserumpunan antara bahasa Melayu dan bahasa Polinesia - John Crawfurd menyatakan bahwa bahasa-bahasa itu tidak menunjukkan kesamaan.

Crawfurd meneliti kata-kata yang termuat dalam berbagai kamus bahasa Austronesia untuk dibanding satu sama lain. Hasilnya, dari 8.000 kata Malagasi hanya didapati 140 kata yang dapat dipulangkan kepada kata Jawa dan Melayu. Dari 4.560 kata Selandia Baru hanya kedapatan 103 kata yang cocok dengan kata Jawa dan Melayu. Dari 3.000 kata Marquesas kedapatan 70 kata yang sama dengan kata Jawa dan Melayu. Dari 9.000 kata Tagalog hanya kedapatan 300 kata yang cocok dengan kata Jawa dan Melayu.

Untuk kesimpulan Crawfurd tersebut, Dr. Kuntjaraningrat dalam bukunya Beberapa Metode Antropologi berkomentar bahwa bantahan Crawfurd terhadap pendapat Marsden, lebih karena Crawfurd pada saat itu belum mengetahui bahwa persamaan kata-kata yang termasuk dalam basic vocabulary di antara dua bahasa, cukup untuk membuktikan kekeluargaannya.

Wilhelm von Humboldt (hidup antara tahun 1767--1835), adalah seorang filsuf, pejabat negara dan diplomat Jerman, dan pendiri Humboldt University. Dikenal terutama sebagai linguis yang banyak menyumbang pemikirannya terkait filsafat bahasa, teori dan praktik pendidikan. 

Dia khususnya diakui sebagai penyusun sistem pendidikan Prussia, yang kemudian menjadi contoh bagi sistem pendidikan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Tahun 1834, Humboldt, dalam buku yang sedang ditulisnya, Uber die Kawi-Sprache auf der Insel Java ("Mengenai bahasa Kawi di pulau Jawa") memunculkan nama "Melayu-Polinesia" untuk menyebut rumpun bahasa yang bertebar dari pulau Madagaskar di barat sampai pulau Paskah di timur. Pada abad ke-19, para peneliti bahasa seperti Wilhelm von Humboldt mulai menerapkan metode komparatif pada bahasa Austronesia.

Pada tahun 1836, Wilheim von Humboldt mulai terkenal karena bukunya Ueber die Kawi-Sprache auf der Insel Java. Von Humboldt mulai dengan kritiknya terhadap Raffles dan Crawfurd mengenai kedudukan bahasa Jawa Kuno yang pada waktu itu disebut bahasa Kawi. Von Humboldt tahu bahwa bahasa Kawi itu tidak lain daripada bahasa Jawa Kuno yang banyak menerima kata-kata Sansekerta. 

Dalam Malaischer Sprachstann von Humboldt menentang pendapat Crawfurd yang mengatakan bahasa Melayu dan bahasa Polinesia tidak serumpun. Dengan data yang dihasilkan dari mengkomparasi daftar kata bahasa Austronesia, Von Humboldt membuktikan keserumpunan bahasa Melayu-Polinesia.  (Slamet Muljana. 1964; 2017)

James Richardson Logan, hidup antara tahun 1819-1869, adalah seorang Pengacara handal yang dihormati, disenangi dan disegani. Ia pembela hak asasi warga lokal yang berasal dari berbagai etnis: Melayu, India, Cina, Eropa yang tinggal di Penang.

J. R. Logan adalah orang yang pertama kali mempopulerkan nama Indonesia, dengan istilah "Indu-nesians" untuk menggambarkan orang-orang di wilayah nusantara. 

Disebutkan oleh Slamet Muljana, bahwa Pada tahun 1848, J.R. Logan dalam karangannya Customs Common to the Bill Tribes Bordering on Assam and Those of the Indian Archipelago yang termuat dalam Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, mengemukakan saran bahwa bangsa Indonesia itu berasal dari Assam di Asia Tenggara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun