Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ada Apa di Balik Nyanyian Sumbang Sudirman Said dan Bernafsunya JK Menggebuk SN

18 November 2015   05:50 Diperbarui: 19 November 2015   15:16 28253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai Pengamat Politik dari gunung, sudah lama gw menyimpulkan kabinet Jokowi-JK itu terkotak-kotak dalam beberapa Faksi. Ada Faksi PDIP, ada Faksi Nasdem, ada Faksi Rizal Ramli dan ada Faksi Jusuf Kalla. Di luar dari itu menteri-menteri lainnya cukup patuh pada Presiden dan tidak perlu disebut faksi Jokowi.

Yang sudah lama menarik perhatian gw adalah Faksi Jusuf Kalla. Faksi ini terdiri dari Sofyan Jalil, Rini Soemarno, Sudirman Said dan Amran Sulaiman. Faksi ini juga didukung beberapa Direksi BUMN dimana yang paling menonjol adalah Direksi Pelindo II.

Tentu saja diantara faksi-faksi tersebut telah terjadi persaingan ketat maupun sodok menyodok. Yang paling terlihat kemudian telah terjadi gesekan antara faksi Rizal Ramli dengan faksi Jusuf Kalla. Sebut saja kisruh Pembangkit Listrik 35 ribu megawatt, pembelian pesawat baru Garuda, kasus Pelindo II dan sejumlah penanganan masalah kebijaksanaan di Pertamina dan PLN.

Salah satu penyebab tidak berhentinya ketegangan antara barisan RR dengan barisan JK adalah Kementerian ESDM. Berdasarkan nomenklatur yang baru memang Menteri ESDM dibawah koordinasi Menko Maritim dan ESDM. Tetapi dalam kesehari-hariannya Menteri ESDM sering tidak manut kalau dipanggil Menko nya. Peyebabnya yaitu, tuan besar dari Menteri ESDM aslinya adalah Presiden JK. Ups salah Wapres JK. :D

Nah Wapres JK ini, berdasarkan pengamatan seorang Pengamat Politik dari Gunung (yaitu Gw..wkwkwk), JK ini memiliki suatu mimpi yang indah di masa depan.. Hmmm.. Di sisi lain JK mempunyai hutang moral kepada Megawati dimana sebelum Pilpres 2014, JK berjanji pada Megawati bahwa bila Jokowi menang maka Golkar akan bergabung pada KIH. Sayangnya janji itu jauh meleset.

JK punya ganjelan besar untuk menarik gerbong Golkar ke Pemerintahan Jokowi. Ganjelan segede gajah itu bernama Aburizal Bakrie yang sangat-sangat kuat posisinya di Golkar. Dan semua orang sudah tahu bahwa kekuatan besar ARB itu sebenarnya bertumpu pada mantan Bendaharanya yang kini menjadi Ketua DPR. Siapa lagi bukan Setya Novanto. Dan selama Setnov masih menguasai DPR maka posisi ARB di Golkar tetap aman terkendali.

Begitulah gambaran awal tarik ulur kekuatan di kabinet Jokowi-JK. Dan selanjutnya kita masuk ke masalah PT. Freeport. Duit gede nih masbro. Urusan Trilyun-trilyunan rupiah loh.

BISAKAH SUDIRMAN SAID DIANGGAP PAHLAWAN KARENA MEMBONGKAR UPAYA SUAP DI PERPANJANGAN KONTRAK FREEPORT?

Seminggu terakhir ini sepertinya memang sudah menjadi Panggungnya Menteri ESDM. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Menteri ESDM Sudirman Said bernyanyi bahwa ada Politisi yang berpengaruh mencoba mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden untuk mendapatkan Fee dari perpanjangan Kontrak Karya PT. Freeport Indonesia. Masyarakatpun langsung terkejut dengan hal tersebut.

Dari awal minggu hingga sekitar 4 hari lamanya Sudirman Said bernyanyi lantang. Sudirman menyebut oknum Politisi tersebut mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres JK dan menyampaikannya kepada petinggi PT.Freeport bahwa Presiden meminta saham Freeport sebesar 11% sementara Wapres JK meminta saham 9 % agar proses perpanjangan kontrak PT. Freeport disetujui pemerintah. Sudirman juga menyebut Politisi itu meminta bagian untuk dirinya sendiri berupa kepemilikan saham PLTA Urukuma sebesar 49%.

Karena begitu lantangnya nyanyian Sudirman akhirnya berbagai pihakpun mendesaknya untuk melaporkan masalah ini Mahkamah Kehormatan DPR. Sudirman menyanggupinya dan mengatakan kepada public bahwa laporannya itu berdasarkan bukti kuat yaitu rekaman percakapan antara si Politisi dengan petinggi PT. Freeport.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun