Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Aroma Unik di Rumah Haji Mukti

13 September 2019   14:16 Diperbarui: 14 September 2019   23:53 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wah, Alhamdulillah!Sahut Zaid, Salim, Karim, juga Haji Mukti berbarengan.

"Jadi tuntas ya, untuk persoalan dana. Selanjutnya nanti yang punya tugas lain bakal saya hubungi lagi, jelas ya? Kata Haji Mukti, sekaligus mempersilakan Salman untuk cicipi sajian yang ada. Tapi sayang sajian yang ada sudah tandas oleh mereka bertiga ini. Salman cuma menggerutu sendiri tidak senang jatahnya dihabisi.

Namun gerutuan Salman tak dihiraukan. Justru suara saling tuduh kemudian yang keluar dari mulut, Zaid dan Salim. Sementara Haji Mukti memang sedang pilek, dan tengah periksa kembali catatan yang diterimanya dari Salman.

"Lim, ente kentut ye?Tanya Zaid pada Salim.

"Enak aja, abang kali, ah?

"Baunya minta ampun ini. Jangan-jangan Salman?

"Iye bang, die. Coba aja tanya."

"Soalnya dia kan tadi kagak makan. Kagak kebagian. Masuk angin pasti. Salman beneran lu, yang kentut?Kata Zaid lagi minta jawaban.

"Sembarangan lu bang. Bau yang macam gini, kalo gak dari abang ya Karim. Saya sih gitu aja bang!Jawab Salman sengit seraya menoleh ke Haji Mukti sekaligus mengharap dukungannya.

"Bener gak, pak Haji?Tanyanya cepat pada haji Mukti yang tengah sibuk dengan sapu tangannya di hidung.

"Emang soal apa??Sahut pak haji ingin memastikan kembali apa yang ditanyakan Salman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun