Mohon tunggu...
Ernip
Ernip Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Museum Tekstil Jakarta Pamerkan Kain Tradisional dari Negara-negara di Asia

1 September 2018   11:23 Diperbarui: 1 September 2018   11:47 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangkaian pembukaan Asian Games 2018, seluruh sesi sangat apik mengalir, tanpa terasa sudah dipenghujung acara. Semarak pembukaan Asian Games, menjadi harapan akan kesuksesan Asian Games 2018 sampai di acara penutupan nantinya. Teristimewa harapan terhadap atlet-atlet Indonesia bisa meraih medali dan bermain secara supportif. Sampai saat ini puluhan medali emas, perunggu, perak telah berhasil diraih untuk Indonesia. Selamat!

Seluruh rangkaian pembukaan Asian Games memang patut diacungi jempol. Walaupun menyaksikan melalui layar televisi, hati ini tidak bisa dibohongi. Semaraknya membuat diri kagum.

Dari semua sesi, salah satu hal paling mewah ialah saat penari hadir di atas panggung dengan pakaian dan tarian masing-masing daerah. Pertunjukan yang megah ini sebagai gambaran kekayaan dan keragaman Nusantara di dalam satu kesatuan. Setidaknya, minimal 45 negara, jumlah peserta Asian Games menyaksikannya keindahan pakaian adat itu.

Pakaian bukan lagi hanya sebagai perlindungan tubuh terhadap gigitan serangga. Dari pakaian kita dikenal sebagai negara yang terdiri dari banyak suku. Dan uniknya, dalam kegaraman suku, agama serta ras kita tetap satu. "Unity in Diversity", demikian disampaikan oleh Bapak Erick Thohir pada pidatonya dalam pembukaan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, sebagai Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018.

Turut mensukseskan Asian Games 2018, Museum Tekstil Jakarta mengadakan Asian Textiles Exhibition. Bertemakan, "Shared Roots Diverse Growth: Celebration Asias Textile Tradition", pameran ini menampilkan pakaian adat Nusantara dan negara-negara di Asia.

Dokpri
Dokpri
Keragaman dan kekayaan budaya inilah yang kami saksikan di Museum Tekstil. Batik berupa kain panjang dari Yogyakarta, Jakarta, Jawa, Malaysia, Singapura, Bangladesh, dan Srilanka. Pakaian Haori dan Kimono dari Jepang serta syal dari Palembang, India, dan Bali  yang dibuat dengan metode tie-dye, shibori dan tritik.

Pakaian dengan metode ikat clothes seperti Hinggi Kombu dari NTT, Sin Mii dari Kon Kaeng, Thailand, Abaca dari Philippina, Phasin Mee dari Laos. Barot Saya dari Philippina, Kebaya Blouse dari Singapore, Hanbook dari Korea, Long Dress dari Kazakstan yang dibuat dengan teknik printing.

Torajamelo dan Wastra Indonesia, turut aktif dalam pameran ini. Dua komunitas yang giat mengembangkan kain nusantara. Torajamelo memamerkan karya penenun dari Sulawesi (Toraja dan Mamasa) dan Nusa Tenggara Timur (Adonara dan Lembata) dengan tema, Menenum Cerita Indonesia.

Dokpri
Dokpri
Pakaian disana dibuat dengan teknik yang berbeda-beda. Berasal dari budaya yang berbeda-beda. Sekilas, kelihatannya hanya kain dengan corak tertentu. Pada dasarnya, pakaian mencerminkan keunikan setiap daerah dan negara asal. Pakaian mengandung nilai dan tujuannya masing-masing.

Bentuk diamon pada kain Maa dan Sarita yang berasal dari Toraja merupakan gambar manusia. Motif kain ikat Sukomandi, kain tenun mengambarkan ikatan persaudaraan.

Dokpri
Dokpri
Menyelami warisan budaya dari kain tradisional, ada saling keterkaitan antar daerah maupun negara. Corak dalam kain adalah hasil karya yang dipengaruhi oleh perpaduan budaya. Asia, sebagai benua terbesar di dunia, dalam hal pakaian adat punya kemiripan. Negara Turki, India, China, Hindu, Budha dan Islam punya banyak pengaruh pada motif kain tradisional di Asia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun