Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Rindu Menyaksikan Lailatul Qadar Seperti di Istanbul Dulu

12 Juni 2018   12:09 Diperbarui: 12 Juni 2018   12:25 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sujud syukur kepada Allah (dok.halalid)

Malam itu malam ke 23, sementara orang orang sudah tertidur,  saya masih berzikir sambil menunggu adzan Subuh.  Saya menghadap jendela yang terbuka.  Dengan posisi di lantai 3 dari bangunan apartemen di atas bukit , saya bisa melihat langit dengan jelas. 

Airmata masih mengalir deras.  Saya terimakasih tanpa tangis dengan terus memandang ke langit.  Pada saat itulah terjadi sesuatu yang luar biasa, yang membuat saya terpana. 

Di luar sana ada awan putih bercahaya lewat persis di depan jendela kamar saya.  Awan itu bukan awan biasa.  Awan putih itu membentuk nama Allah yang begitu jelas terlihat di hadapan saya.  Saya sangat takjub dan tak mampu berkata kecuali meet mengucap Subhanallah. 

Belum habis rasa keterkejutan saya,  tiba tiba awan tersebut berubah lagi membentuk nama Rasulullah,  Nabi Muhammad SAW.  Tubuh saya semakin gemetar menyadari bahwa Allah sedang memperlihatkan kekuasaan Nya kepada  saya. 

Awan itu hilang seketika saat adzan Subuh berkumandang.  Saya tersungkur bersujud kepada Nya,  memohon ampun dan bersyukur atas karunia yang tak terhingga,  dengan menyaksikan keajaiban Lailatul Qadar. 

Setelah Subuh saya merenung tentang peristiwa yang baru saya alami.  Ternyata untuk menyaksikan rahasia Lailatul Qadar,  saya harus mendapat ujian berat dahulu,  di sini,  di tempat yang jauh dari tanah air,  di negeri Ottoman. 

Allah membukakan beberapa rahasia.  Jangan mengaku cinta Allah jika tidak mau mendapat ujian yang berat.  Jika Nabi Ibrahim saja diuji dengan mengorbankan anaknya,  maka Allah juga bisa meminta pengorbanan yang setara dari hambaNya yang lain.  

Di sisi lain Allah memperlihatkan kekuasaanNya yang tanpa batas.  Sebaik baik rencana manusia,  bisa gagal dalam sekejap jika Dia menghendaki.  Dan seorang hamba hanya bisa mengikuti rencanaNya.  

Sejak itu saya tidak berani merencanakan sesuatu untuk masa depan.  Sepenuhnya saya hanya mengikuti rencana Allah dan menjalankan perintahNya.  Walau kelihatannya tidak masuk akal bagi orang lain,  itu karena mereka belum mengenal Allah. 

Namun keistimewaan malam Lailatul Qadar yang saya alami di Istanbul,  tidak terjadi lagi semenjak saya kembali ke tanah air.  Saya akan selalu merindukan saat saat itu dimana  Allah langsung memperlihatkan mukjizatNya fi hadapan saya 

Untuk Mu,  ya Allah,  cintaku yang sejati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun