Malam itu malam ke 23, sementara orang orang sudah tertidur, Â saya masih berzikir sambil menunggu adzan Subuh. Â Saya menghadap jendela yang terbuka. Â Dengan posisi di lantai 3 dari bangunan apartemen di atas bukit , saya bisa melihat langit dengan jelas.Â
Airmata masih mengalir deras. Â Saya terimakasih tanpa tangis dengan terus memandang ke langit. Â Pada saat itulah terjadi sesuatu yang luar biasa, yang membuat saya terpana.Â
Di luar sana ada awan putih bercahaya lewat persis di depan jendela kamar saya. Â Awan itu bukan awan biasa. Â Awan putih itu membentuk nama Allah yang begitu jelas terlihat di hadapan saya. Â Saya sangat takjub dan tak mampu berkata kecuali meet mengucap Subhanallah.Â
Belum habis rasa keterkejutan saya,  tiba tiba awan tersebut berubah lagi membentuk nama Rasulullah,  Nabi Muhammad SAW.  Tubuh saya semakin gemetar menyadari bahwa Allah sedang memperlihatkan kekuasaan Nya kepada  saya.Â
Awan itu hilang seketika saat adzan Subuh berkumandang. Â Saya tersungkur bersujud kepada Nya, Â memohon ampun dan bersyukur atas karunia yang tak terhingga, Â dengan menyaksikan keajaiban Lailatul Qadar.Â
Setelah Subuh saya merenung tentang peristiwa yang baru saya alami. Â Ternyata untuk menyaksikan rahasia Lailatul Qadar, Â saya harus mendapat ujian berat dahulu, Â di sini, Â di tempat yang jauh dari tanah air, Â di negeri Ottoman.Â
Allah membukakan beberapa rahasia. Â Jangan mengaku cinta Allah jika tidak mau mendapat ujian yang berat. Â Jika Nabi Ibrahim saja diuji dengan mengorbankan anaknya, Â maka Allah juga bisa meminta pengorbanan yang setara dari hambaNya yang lain. Â
Di sisi lain Allah memperlihatkan kekuasaanNya yang tanpa batas. Â Sebaik baik rencana manusia, Â bisa gagal dalam sekejap jika Dia menghendaki. Â Dan seorang hamba hanya bisa mengikuti rencanaNya. Â
Sejak itu saya tidak berani merencanakan sesuatu untuk masa depan. Â Sepenuhnya saya hanya mengikuti rencana Allah dan menjalankan perintahNya. Â Walau kelihatannya tidak masuk akal bagi orang lain, Â itu karena mereka belum mengenal Allah.Â
Namun keistimewaan malam Lailatul Qadar yang saya alami di Istanbul,  tidak terjadi lagi semenjak saya kembali ke tanah air.  Saya akan selalu merindukan saat saat itu dimana  Allah langsung memperlihatkan mukjizatNya fi hadapan sayaÂ
Untuk Mu, Â ya Allah, Â cintaku yang sejati.Â