Mohon tunggu...
Mar ah Maskanah
Mar ah Maskanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Senang membaca dan menulis sebagai ekspresi diri. Menyukai hal baru dan menantang.

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Uniknya Mandiri Jogja Marathon, Lari Sambil Belajar

10 Mei 2019   11:58 Diperbarui: 10 Mei 2019   13:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atletik. Sumber ilustrasi: PEXELS/Andrea Piacquadio

Dalam pencariannya Rama dibantu oleh Panglima bangsa wanara (kera) yang bernama Hanuman. Sendratari Ramayana akan dipentaskan di panggung terbuka ketika musim kemarau dan pementasan akan dipindahkan di panggung tertutup ketika musim penghujan. Tari Jawa Wayang orang yang merupakan tradisi adiluhung keraton Jawa inilah yang menjadi daya tarik wisata budaya dan purbakala utama di Indonesia. 

Terlebih lagi para penonton akan dimanjakan dengan latar belakang panggung Trimurti yang berlatar pemandangan megah tiga candi utama yang disinari cahaya lampu. Sendratari Ramayana ini pada mulanya hanya dipertunjukkan di keraton saja dan mulai dipertunjukan di Prambanan pada saat bulan purnama sejak tahun 1960-an.

Selain keindahan candi dan pertunjukannya, Candi Prambanan juga mulai membangkitkan kembali nilai keagamaannya dengan kembali menjadi pusat ibadah agama Hindu di Jawa semenjak meningkatnya penganut Hindu yang berasal dari Jawa dan juga pendatang dari Bali yang bermukim di Yogyakarta,  Klaten dan sekitarnya. 

Setiap tahunnya warga Hindu yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta berkumpul di Candi Prambanan untuk menggelar berbagai upacara pada hari suci Galungan, Tawur Kesanga dan Nyepi.

Candi Plaosan

Candi Plaosan, kompleks candi yang berada di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten Jawa Tengah merupakan monumen cinta yang mampu merekatkan perbedaan. Bukti nyata bahwa kekuatan cinta mampu menyatukan sekat perbedaan dan perbedaan bukanlah alasan untuk melenyapkan cinta.

Candi Plaosan, candi nan cantik ini dibangun oleh Rakai Pikatan sebagai perwujudan cintanya bagi sang istri Pramodyawardani. Sejatinya, Rakai Pikatan merupakan pemeluk Hindu yang berasal dari Dinasti Syailendra sedangkan istrinya, Pramodyawardani adalah pemeluk Buddha. 

Namun karena cintanya kepada sang istri, Pramodyawardani, Rakai Pikatan pun membuatkan tempat pemujaan berupa Candi Buddha yang memiliki sedikit sentuhan arsitektur Hindu.

Candi Plaosan yang dibangun pada pertengahan abad ke-9 Masehi ini memiliki 2 bagian, yakni Candi Plaosan Lord an Candi Paosan Kidul, dimana kedua candi tersebut memiliki teras segi empat yang dikelilingi dinding tempat semedi berbentuk gardu di bagian barat dan stupa di sisi lainnya. Berkat kesamaan ini, Candi Plaosan kerap disebut sebagai Candi Kembar

Pada dua candi induk Candi Plaosan terdapat relief yang menggambarkan bagaimana perasaan cinta diinterpretasikan. Pada relief candi induk sebelah selatan menggambarkan laki-laki yang konon merupakan bentuk kekaguman Pramodyawardani terhadap sang suami. Sedangkan relief pada candi induk sebelah utara menggambarkan perempuan yang dianggap sebagai bentuk cinta Rakai Pikatan terhadap sang istri. 

Selain itu terdapat teras yang permukaannya sangat halus yang diduga digunakan sebagai vihara tempat beribadah umat Buddha. Hal ini menunjukkan bahwa selain menjadi bukti cinta Rakai Pikatan kepada istrinya, Candi Plaosan juga merupakan simbol toleransi antar umat beragama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun