Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Atas Nama Keadilan

18 Maret 2020   11:51 Diperbarui: 18 Maret 2020   12:09 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kulturhuset Stadsteatern Frmlingen | Kulturhuset Stadsteatern

Telah berjalan sebuah ketentuan
Langit-langit di atas awan
Pagi dan petang
Siang dan malam
Dalam genggaman tangan kekar
Mata, mulut dan kepala lepas dari tubuhnya

Perlahan banyak dada mulai terbuka
Melihat di kedalamannya
Tangan kekar kelelahan menahan bara
Satu persatu jari jemarinya lunglai
Terjatuh,
Kulit dan daging terlepas dari tulang belulangnya

Atas nama keadilan
Atas nama kehormatan
Atas nama segala yang mulia
Ia telah melakukan banyak kebenaran:
Katanya

Lihatlah! Esok atau lusa
Nanti suatu ketika
Langit akan merendah
Menatap dengan mata menyala
Membakar kulit kepala
Mendidih otak di dalamnya
Tak akan gosong
Tak akan kering

Barulah kesadaran membangkitkan keponggahannya
Semua sudah terlambat ternyata
Penyesalan!
Saat itu tak akan ada lagi namanya pembelaan
Dan kau akan menerima
 
(Sungai Limas, 18 Maret 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun