Mohon tunggu...
Eka Yuniati
Eka Yuniati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

And Then (Closing Part)

21 Juli 2017   19:58 Diperbarui: 21 Juli 2017   20:17 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

(CLOSING PART—'Kemudian' itu selalu membuatku penasaran)

 ***

Part 3: IS E WITH A AND I

Kurasa tanpa A hariku kurang menarik, hari dimana I sudah terlepas dariku saat itu. Hampir setiap pagi aku tersenyum dan berdoa semoga bisa melihatnya. Hari-hari dimana aku menjadi seorang penyabar lebih daripada yang dulu.

Hari dimana kunikmati dengan indah proses-prosesnya. Hari yang membuatku menunggu kejutan-kejutan yang akan dilayangkannya padaku, hari dimana aku menyambut ceria walau tak mendapatkan sesuatu berarti pada waktu itu.

Hari yang begitu indah ketika senyum itu tergambar di wajahnya, hari yang begitu menakjubkan saat bibirnya berucap kata padaku, dan hari yang begitu menarik saat dia terlihat mengajakku tertawa dan bercanda.

Hari yang begitu lama, namun sekarang menjadi begitu singkatnya. Hari yang membuatku menyesal telah mengenal senyum dan suaranya.

Kadang aku menerima satu hal itu dan memakluminya, tapi aku belum bisa melepas rasa penasaranku tentang senyumnya. Kukatakan senyum itu memiliki arti, kalau tidak aku tak akan menuliskan begitu banyak kata senyum dicerita ini.

Tak ada yang tau dan merasakannya walau aku telah bercerita banyak pada orang-orang. Aku yang amat mempercayai ketepatan feelingku, mengatakan bahwa 'aku yakin, diapun menantikannya'

Hari berlalu dan berganti dimana kali itu ternyata terakhir kalinya aku bertemu dengan A. hari yang membawaku mengetahui tentang dia lebih lagi. Ya! Akhirnya aku mengetahui banyak tentangnya, tentangnya yang selama ini tersenyum padaku=senyum palsu=biasa saja? Aku bahkan tak percaya itu, kubilang tak ada senyum seperti senyumnya dan aku percaya ada sebuah rasa dalam senyum seseorang.

Pengetahuan ku tentangnya memang sebatas stalker. Aku tak mendengar langsung dari mulutnya, mulut temannya atau orang terdekat lainnya. Oleh karena itu, aku tak percaya ini semua bisa terjadi dan aku tak percaya kalau... ah~ aku muak menyebutkan dua orang yang sedang tersenyum pada foto baru itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun