Mohon tunggu...
Eka Sulistiyowati
Eka Sulistiyowati Mohon Tunggu... Administrasi - karyawan

aku tahu rezekiku takkan diambil orang lain, karenanya hatiku tenang. aku tahu amal-amalku takkan dikerjakan orang lain, karenanya kusibukkan diri dengan beramal

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemarin

11 April 2019   05:45 Diperbarui: 11 April 2019   08:08 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lembar-lembar berserakan. Kupunguti satu persatu.  Mencoba kembali melapangkan hatiku. Mencoba menerima takdir yang menghampiriku. 

Apakah aku bahagia?  Ya, sudah seharusnya. Di lembaran itu telah tertulis hari bahagiaku. Hari yang bersejarah bagi kehidupanku. Hari dimana akan ada sosok yang senantiasa melindungi dan menyayangiku.  Aku harus yakin akan hal itu. 

Lembar-lembar berserakan.  Kukumpulkan kembali.  Layaknya mengumpulkan kepingan kenangan yang tersisa. Hati yang terluka. 

***

Bintang masih gemerlapan di luar sana.  Tawa canda telah melunturkan rasa penatku. Aku tak pernah menyangka akan merasakan ini jua.  Ketika dahulu masih terngiang betapa meragunya diriku menapaki dunia pernikahan. 

Dua bocah kecil berlarian di dekatku.  Tawa cerianya menghancurkan ketakutanku.  Aku kini telah menjadi sosok ibu.  Betapa bahagianya. 

Rasanya baru kemarin saja. 

Pernikahan itu datang lalu mengubah kehidupanku. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun