Priiiiitttttttt.....terdengar suara peluit.
"Mister Fred" teriak Kanaya.
Aku hampir lupa bahwa masih ada satu anggota rombongan lagi yaitu turis mancanegara yang merupakan ahli biologi. Tadi Mister Fred sempat bercerita bahwa dirinya tengah berlibur sambil menapaki jejak Alfred Wallace di Indonesia. Beruntungnya bule tujuh puluh tahunan ini sudah fasih berbahasa Indonesia.
"Aku mau mencari Mister Fred dulu. Kupikir dia tersesat setelah BAB" kataku seraya berdiri.
"Aku ikut" kata Pak Lukman mengikutiku berjalan menuju rimbunan hutan, mengikuti suara peluit yang berbunyi.
Kucoba menghubungi ponsel Mister Fred tapi tidak diangkat.
"Ponsel Mister Fred terjatuh saat hiking" terang Pak Lukman.
Aku kembali fokus ke sumber bunyi peluit. Tetiba senter dari ponselku mati. Tunggu, memang baterainya telah habis. Pak Lukman menyenteriku dengan ponselnya.
Akhirnya kami menemukan Mister Fred dengan kaki kiri yang terluka.
"Ja-tuh" kata Mister Fred sambil meringis kesakitan.
Pak Lukman memberikan ponselnya padaku dan dirinya memapah Mister Fred menuju tempat api unggun kami. Beruntungnya Mister Fred membawa tongkat. Jika tidak tubuhku yang pendek ini akan kesusahan untuk memapah lelaki setinggi bule itu.