Suatu hari  saya merasa tidak bisa menulis sama sekali, kata orang ini namanya Writer's Block alias kosong melompong, mirip guci air yang tidak ada airnya sama sekali. Ini bukan tentang tidak ada ide yang tersedia atau waktu, mencuri waktu sambil menulis dan menunggu apapun, bukan hal yang sulit, yang sulit adalah ketika keinginan untuk menulis itu hilang total.
Mirip-mirip saat sekolah dulu, sekali membolos maka akan jadi hobi membolos. Menulis juga begitu ternyata, semakin berhenti menulis, bisa keterusan dari sehari absen menulis, ke tahap selanjutnya.
Saya mencoba mengurai sendiri kenapa tiba-tiba malas menulis:
-Pertama adalah soal jaringan di tempat saya. Saya mau ganti kartu juga malas. Jaringan dari operator kartu yang saya pakai disini , jika pagi sampai malam untuk berselancar , lemot bukan main.Kadang akhirnya menulis pas malam hari, lumayan jaringannya.
-Kedua adalah suasana rumah yang tidak memungkinkan menulis. Menulis pas malam hari akhirnya kalah oleh kantuk.
-Ketiga adalah semangat yang mungkin melemahkan saya'untuk apa menulis?' Atau pas suasana terasa tidak seperti yang saya harapkan. Â Ketika kesenangan kemudian menjadi tidak senang lagi rasanya.
-Keempat adalah berusaha menjaga semangat menulis kadang susah kadang gampang. Susah jika ide itu benar-benar tidak ada yang bisa disalin menjadi sebuah tulisan,istilahnya mandeg atau berhenti.Istilahnya sebuah radar untuk menangkap ide, pas semangat menulis itu turun,radar ini tidak bisa memindai ide apapun.
Baru beberapa hari yang lalu saya mengalami yang namanya 'writer's block'. Seperti terkunci sama sekali dan tidak tahu saya akan menulis apa.Padahal biasanya apapun bisa jadi ide bagi saya,hingga bisa menulis lebih dari lima artikel yang simpel setiap hari.Entah apa yang merasukiku.Sekedar intermeso.