Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dilan, Romansa Cinta Sederhana yang Bikin Baper se-Nusantara

10 Agustus 2017   00:33 Diperbarui: 10 Agustus 2017   18:34 10568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: fun-ebook.blogspot.co.i

Itu bagaimana? Apakah karena memang kecantikan seorang Lia, atau memang Bundanya Dilan sangat menerima jikapun tadinya itu bukanlah seorang Milea yang cantik itu? Aku pikir ini perlu ditanyakan, karena kelak antara mertua dan menantu membutuhkan resep ini untuk akur.

Sumber Foto: fun-ebook.blogspot.co.i
Sumber Foto: fun-ebook.blogspot.co.i
Dilan

Meski pecinta novel Dilan dan Milea meyakini bahwa Dilan itu adalah Ayah, alias Pidi Baiq sendiri, entah kenapa aku berharap tidak. Kenapa? Karena pada saat membacanya, kamu akan dibawa pada satu visualisasi yang membentuk bahwa sosok Dilan adalah remaja yang tinggi dengan rupa yang menarik serta tubuh yang tegap. Setidaknya ini berhasil menggambarkan posisinya sebagai seorang Panglima Tempur di geng motornya.

Meski berusaha menampik bahwa Dilan bukanlah seorang Pidi Baiq, tetapi dari beberapa videonya di youtube, caranya berbahasa dan berlelucon sepertinya sangat mendekati mirip dengan sosok Dilan. Hanya saja aku sendiri merasa perlu membongkar ulang visualisasi tentang diri Dilan dari bayanganku. Hahahaha.

Kenapa perlu bahas antara Dilan dan Pidi Baiq? Karena, sebagai salah satu korban yang ikut merasakan romantisme remaja olahan Pidi Baiq ini, aku rasa ini penting untuk menjawab bagaimana sebenarnya sosok Dilan itu? Mengingat novel ini juga sedang dalam proses dibuatkan film.

Kesampingkan mengenai Dilan dan Pidi Baiq, kembali ke isi novel.


Bagaimana bisa seorang anak remaja SMA, berpikir jauh sampai mengeluarkan kata Milea, jangan bilang ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang! Atau Kepala sekolah nampar dia, kubakar sekolah ini, apalagi hanya seorang Anhar?! Ini diucapkan Dilan saat usai berkelahi dengan Anhar yang menampar Lia, kekasihnya.

Tak heran jika sosok Lia merasa masa mudanya sangat special. Tak heran jika Lia merasa bahwa dia diperlakukan dengan sangat manis pada saat mudanya. Tidak heran jika Lia tak ingin menepis kenangan masa mudanya dengan Dilan.

Bagaimana bisa remaja itu sepertinya memanfaatkan Bandung, memanfaatkan Buah Batu demi menyukseskan tujuannya agar Milea selalu tersenyum, selalu senang, selalu bahagia. Sepertinya dia jatuh cinta pada keduanya. Pada Buah Batu, juga Milea.

Dan hal lain yang membuat kagum adalah, Dilan sendiri memegang teguh ucapannya. Dalam buku Milea, Suara dari Dilan, Dilan menjauh dari Milea. Siapapun yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang, termasuk dirinya sendiri yang menjauh dan hilang karena merasa telah menyakiti Lia.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun