[caption id="" align="alignleft" width="240" caption="sumber: idiway.ucoz.com"][/caption] Masaaki Imai mengatakan: "Tidak ada kemajuan bila kita selalu mengerjakan segala sesuatu dengan cara yang sama". Apa yang Masaaki Imai katakan tersebut, itulah filosopi dari Kaizen yang merupakan konsep tunggal manajemen Jepang dan telah menjadi kunci sukses Jepang. Kaizen berasal dari kata Kai yang berati berubah dan kata Zen yang berarti baik. Kaizen berarti melakukan penyempurnaan terus menerus dan berkesinambungan untuk menjadi lebih baik dengan melibatkan seluruh organisasi. Perkataan yang mengatakan bahwa efektifitas berarti menyederhanakan proses sekaligus meningkatkan produktifitas dan hasil, juga merupakan sebuah konsep yang sejalan dengan prinsip-prinsip Kaizen. Dan berlandaskan pada pemahaman seperti inilah sebuah perusahaan harus dibangun dan ditumbuhkembangkan. Seberapapun bagusnya kondisi dan pencapaian subuah perusahaan, langkah penyempurnaan haruslah terus dilakukan, lagi dan lagi. Hal ini dikarenakan tuntutan kesempurnaan dari ke waktu tentulah akan berbeda. Apa yang telah dianggap baik dan sempurna di masa ini, tidaklah demikian di masa yang akan datang. Sehingga merasa puas dengan apa yang telah dicapai akan menjadi sebuah ancaman bagi eksistensi sebuah perusahaan. Ini bukanlah berarti bahwa kita harus terus mengisi diri kita dengan rasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai; kita tentu harus juga menumbuhkan rasa syukur atas apa yang telah kita capai, namun kita tidak boleh terlena dan kemudian lengah dari memperhatikan perkembangan tuntutan yang harus kita hadapi di masa mendatang. Proses penyempurnaan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Kaizen, di samping harus berjalan terus menerus, juga haruslah teritegrasi dan melibatkan seluruh organisasi perusahaan. Seluruh potensi dan kecerdasan yang ada di dalam sebuah organisasi haruslah dikelola dengan seksama demi berjalannya proses penyempurnaan yang berkesinambungan. Setiap orang harus dilibatkan dan diberikan kesempatan untuk menyumbangkan pemikiran-pemikiran mereka. Dengan terlibatnya seluruh organisasi dalam proses penyempurnaan dan tumbuh-kembang perusahaan, hal ini selain akan memperkaya sudut pandang perusahaan dalam menentukan arah dan langkah, hal ini juga akan membuat seluruh bagian dalam organisi memiliki rasa keterlibatan, rasa memiliki dan rasa menjadi bahagian dari organisasi tersebut. Dan terkadang atau bahkan sering kali ide-ide bagus muncul dari orang-orang yang tidak diperhitungkan. Secara sederhana implementasi konsep Kaizen tersebut dapat dijalankan dengan model Plan - Do - Check - Act. [caption id="" align="alignleft" width="230" caption="sumber: idiway.ucoz.com"]