Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

[BanciPilpres] Politik Ikat Bambu Bukan Kaleng-kaleng

12 Maret 2019   07:24 Diperbarui: 12 Maret 2019   07:40 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, politik ikat bambu. Menguatkan, bukan kaleng-kaleng. Foto | dokpri

Ah, sudahlah. Pilpres 2019 segera memasuki babak final. Hari pencoblosan 17 April 2019 tengah menunggu sebagai hari penentuan hasil kontestasi para pasangan calon Pilpres.

Kini, terpenting, hindari terjebak pada perangkap politik belah bambu. Penulis lebih setuju menggunakan politik ikat bambu. 

Hal ini penting dicatat. Sebab, "terendus" sudah bahwa dari kelompok tertentu menyiapkan skenario gaduh di negeri tercinta. Mereka adalah kelompok yang merasa tidak puas  terhadap pelaksanaan Pilpres 2019. Meski diakui tidak terlalu sempurna, harus diakui bahwa Pilpres berlangsung demokratis,  berjalan jujur dan adil, langsung, umum, bebas dan rahasia.

Ini bukan informasi 'keleng-kaleng', kata orang Batam.

Politik ikat bambu memang penting agar kita tidak cerai-berai. Jangan dimaknai sebagai 'kaleng-kaleng' lagi.

Kata orang Melayu, kaleng itu adalah barang rongsokan seperti (keleng susu bekas, misalnya) botol plastik yang ketika berada di tengah jalan ditendang anak sepulang dari sekolah. Jadi, politik ikat bambu itu dapat dimaknai sebagai bukan barang kaleng-kaleng lagi, ya!

Salam berbagi

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun