Mohon tunggu...
Edward Christian
Edward Christian Mohon Tunggu... Bankir - Penulis

Writer who what to share writings

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cerita Silat: Si Buta dan Anak Langit (Bagian 1)

13 September 2017   22:08 Diperbarui: 21 November 2017   06:40 1815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Cucu sikakek yang jongkok disamping sikakek bertanya: "Kek, kenapa orang ini?"

Sikakek menghela nafas panjang dan menjawab pertanyaan cucunya: "Sepertinya orang ini terluka bagian dalam tubuhnya karena menerima pukulan bertenaga dalam yang kuat"

Si cucu kemudian melihat tangan orang yang meninggal itu tampak memegang sesuatu yang mengkilap dibawah sinar matahari.

Sicucu kemudian membuka tangan orang yang meninggal dan melihat sebuah benda bulat lonjong sebesar bola tenis terbuat dari logam mengkilap berwarna warni dengan tulisan aneh terukir diatasnya.

Sicucu mengambil benda itu lalu mengamatinya. Ia merasa suka dengan benda itu lalu memasukan benda itu kekantongnya.

Sementara sikakek beranjak kesebuah tempat dibawah pohon besar dan mulai menggali tanah dengan bantuan golok kepunyaan orang yang meninggal itu.

Setelah mengubur orang yang meninggal itu dengan dibantu cucunya, sang kakek kemudian menancapkan sebatang ranting ditanah untuk menandai kuburan itu.

Setelah itu sikakek berjalan lagi kearah atas gunung.

Sicucu masih belum berjalan dan berkata: "Kek, orang tadi memperingatkan kita agar tidak naik keatas gunung katanya berbahaya. Kenapa kakek masih naik keatas gunung?!"

Si kakek menghentikan langkahnya dan menoleh ke cucunya: "kakek tidak keatas kok cuma disekitar sini aja sambil mencari tanaman obat".

Mendengar jawaban kakeknya sang cucupun kemudian mengikuti kakeknya melanjutkan perjalanan mencari tanaman obat.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun