Ketujuh, menulis tak membebani diri. Sebagian orang merasa tugas menulis atau mengarang merupakan tugas yang memberatkan, membebani pikirannya. Sebaliknya yang terjadi pada mereka yang passionnya menulis, pekerjaan ini justru membuatnya bahagia. Ia sama sekali tak terbebani. Sebaliknya, melakukan aktivitas menulis menjadi jalan pembebasan. Mengapa? Karena dengan menulis, seseorang bisa melepaskan segala beban di hati dan pikirannya.
Kedelapan, sarana ekspresikan diri. Bagi mereka yang suka menulis, kegiatan ini merupakan jalan untuk mengekspresikan atau mengungkapkan diri. Pengungkapan diri melalui tulisan. Mungkin ia tak suka banyak berbicara, tetapi ia punya senjata untuk mengekspresikan diri dengan aktif menulis.
Kesembilan, jalan untuk berprestasi. Orang yang mempunyai passion menulis, bisa unjuk kemampuan di bidang ini. Wujud prestasi itu bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah dengan mengikuti lomba-lomba penulisan yang seringkali diadakan oleh berbagai institusi.
Peringatan hari jadi suatu kota, peringatan hari Kemerdekaan RI, kegiatan komunitas tertentu baik pada level lokal maupun nasional, bisa saja menyelenggarakan acara lomba penulisan fiksi dan/atau nonfiksi. Dan, dari sekian lomba yang diikuti, mungkin sang penulis berhasil menjadi pemenang.
Kesepuluh, bersiap untuk menjadikan pekerjaan sampingan atau profesi. Â Pada awalnya orang bisa melihat menulis sebagai sekadar hobi atau kesenangan. Jika ternyata di situ passionnya, maka ia bisa saja meneruskan menjadi profesi.
Banyak pilihan profesi penulisan yang bisa ditekuni, misalnya menjadi pengarang profesional, editor, penerbit, menjadi guru atau dosen pengajar di bidang ini, pengelola koran/majalah, dan sebagainya. Ia juga bisa menjadikan pekerjaan menulis sebagai kegiatan sambilan di luar kegiatan utama.
Nah, bagaimana? Anda merasakan sebagian atau semua yang dipaparkan di atas? Selamat menekuni passion Anda.
(I Ketut Suweca, 20 Februari 2020)