Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

TVRI, Nostalgia Ketoprak, dan Fenomena "Kerajaan Baru" Pertanda apa?

20 Januari 2020   15:01 Diperbarui: 21 Januari 2020   22:32 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka ingin menjadi Raja seperti gambaran ketoprak, ketika menceritakan kisah- kisah raja- raja entah dari masa Ken arok, Ken Dedes, mereka benar- benar menggunakan pakaian kebesaran keraton seperti tergambar dalam tonilnya yang bisa beragam lebih dari lima gambar.

Ketoprak dan Fenomena Kerajaan Baru 
Munculnya banyak "Kerajaan Baru" itu mengingatkan saya pada hiburan kegemaran masyarakat desa di Jawa(tempat tinggal saya dulu). Hampir setiap Minggu menanti acara hiburan ketoprak di televise. 

Bagi yang tidak mempunyai televisi, mereka melihatnya di rumah tetangga yang kebetulan mempunyai televisi. Dulu yang mempunyai televisi masih langka, bisa jadi hanya ada satu televisi dalam satu kampung. Ketika acara ketoprak mulai (sekitar setengah delapan malam). 

Ceritanya diambil dari cerita babad, menak, ataupun sejarah kerajaan- kerajaan Jaman dahulu, seperti cerita tentang Ken Arok, Majapahit dengan kisah damarwulan, Anak patih Logender layang Seto Layang Kumitir (tokoh antagonis), Kisah keperkasaan Minak Jingga, Joko Umbaran, Aryo Penangsang, Panembahan Senopati, Sultan Agung, cerita kisah cinta mengharukan dari Damarwulan tukang rumput yang tampan dengan anak mahapatih kerajaan majapahit Patih Logender bernama Anjasmara.

Kisah percintaan antara Damarwulan itu bisa digambarkan dengan adegan rayuan lelaki dengan "nembang" atau menyanyikan lagu percintaan. Yang perempuan tampak malu- malu dan yang lelaki tampak agresif merayu dengan menyanyi diiringi lagu atau tetembangan (umumnya macapat, asmaradana). 

Adegan tersebut yang bikin penasaran para penonton, karena menggambarkan adegan romantis sepasang kekasih. Adegan lain bisa jadi ada seseorang Lelaki jahat dan culas berusaha merayu perempuan cantik. Lelaki itu sedang mabuk kepayang sambil berusaha keras merayu tetapi tidak mendapat tanggapan. 

Artinya cinta bertepuk sebelah tangan. Biasanya adegan diakhiri dengan agresifnya lelaki yang akhirnya memaksa perempuan melayani lawan main dengan memaksa cintanya yang bisa berakhir tragis.

Salah satu adegan lain yang ditunggu adalah sisipan lawakan, yang membuat ngakak penonton. Dulu ada tokoh lawak yang selalu ditunggu, misalnya sandirono, sandirene, Ngabdul, rabies, Gito, Gati.

Cerita ketoprak selain hanya carangan (fiksi, dongeng) juga sejarah. Ada adegan suasana di Perjamuan di kerajaan. Pemainnya memainkan bahasa jawa halus, menggambarkan betapa halus dan indah bahasa tutur, seorang abdi terhadap rajanya. Seorang panglima terhadap raja, patih terhadap ratu dan raja.

Konflik biasanya dibumbui dengan adegan perang dan perkelahian di Brak (panggung). Kalau di televisi. Adegan- adegan tentang suasana Keraton, hutan dan taman biasanya diberi background lukisan, atau foto besar tentang alam atau Istana.

Pakaian raja dan ratu akan berbeda dengan prajurit. Gebyar baju raja dan ratu menggambarkan kemewahan, kewibawaan dan charisma raja.

Biasanya yang menjadi raja adalah orang yang sakti, yang sudah melewati ujian demi ujian sebagai pendekar yang mampu mengalahkan kejahatan dan akhirnya diangkat sebagai raja dengan cerita kesaktiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun