Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Produktif Menulis Apa Pentingnya?

7 Maret 2019   06:51 Diperbarui: 7 Maret 2019   06:55 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Abovethelaw.com

Berapa tulisan anda dihasilkan setiap harinya ? satu, dua atau lebih artikel yang bisa ditulis?Jika sangat produktif bagaimana anda menjaga kualitas tulisan? Bukannya terlalu produktif membuat tulisan akhirnya menjadi receh, semacam persamaan obral dan tentu konotasinya dengan harga murah. Seperti halnya produk China yang bejibun dengan harga miring.

Kualitas 

Tulisan seperti gelontoran ide berulang - ulang. Lalu kapan penulis melakukan pengendapan, menjaga kualitas, menjaga kedalaman. Lihat saja naskah yang ditulis untuk sinetron streaming yang mengandalkan kecepatan kuantitas dan kejar tayang. 

Sinetron yang diproduksi berseri sampai ribuan episode akhirnya hanyalah naskah yang mengangkat cerita - cerita bombastis, mengada- ada yang penting ceritanya nyambung masalah kualitas sudahlah tidak perlu idealis. 

Semakin banyak naskah tertulis tentu sesuai dengan target produser untuk menggaet iklan. Jika rating turun penulis naskah harus kerja keras memoles cerita dengan penajaman konflik di luar nalar dan logika.

Yang populer sedang diucap adalah kualitas " recehan" banyak jumlahnya tetapi bobot nilainya masih tetap lebih rendah dari selembar tapi dengan nilai lebih lebih banyak. 

Kadang penulis juga harus memberi jeda agar ada ide segar dengan jalan -- jalan (travelling), membaca buku inspiratif dan kegiatan lainnya yang mengisi ceruk ide agar tetap terisi dan tidak  membiarkan ide tandas dan garing.

Kalau dalam sehari artikel yang bisa ditulis lebih dari satu lalu kesempatan untuk mengerjakan pekerjaan lainnya bagaimana? Bukannya terlalu serius akhirnya pikiran selalu tergantung pada datangnya ide dan akhirnya malas gerak (alias mager ) karena takut ide tulisannya hilang.

Kalau ide sudah penuh dan hampir tiap hari ada saja berita, cerita dan ilham terus meluncur apa harus ditolak. Agresifitas penulis ibaratnya pedagang semakin sering menawarkan dagangan kemungkinan barangnya laku tentu lebih besar dibandingkan dengan pedagang yang menunggu keberuntungan datangnya rejeki tanpa melakukan terobosan kreatif agar pendapatan atau profit semakin besar dalam  menulis.

Gagasan itu lahir dari perjuangan penulis yang panjang untuk menyiapkan diri membawa amunisi tulisan yang sewaktu- waktu  dikeluarkan menjadi produk tulisan entah feature, opini, kolom, puisi, naskah drama, patung, dan naskah untuk blog pribadi.

Sebuah artikel menjadi cepat selesai karena dibuat dengan kesungguhan untuk menyelesaikan. Gagasan lama, mengendap  menempel dalam syaraf,sel - sel otak membantu penulis mengalirkan di artikel atau karya tulis apapun karena simpanan pengetahuan sangat cukup, tinggal mengeksekusinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun