Mohon tunggu...
Liese Alfha
Liese Alfha Mohon Tunggu... Dokter - ❤

Bermanfaat bagi sesama Menjadi yang terbaik untuk keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Depresi Pasca-Melahirkan Bukan karena Lemah Iman!

2 April 2019   23:34 Diperbarui: 4 April 2019   09:40 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan karena omongan-omongan inilah, seringkali ibu melahirkan menjadi baby blues syndrome dan depresi.

Karena sudah pada tahap depresi, support system sebagai satu upaya harus disertai dengan pengobatan anti depresan. Karena status deperesi adalah sebuah penyakit, dan membutuhkan obat-obatan.

Postpartum Psychosis
Namanya psikosis artinya si ibu sudah disertai gejala halusinasi, baik visual maupun auditori.  Terjadi pada 3-4 bulan pasca melahirkan dengan angka kejadian 1-2 diantara 1000 ibu melahirkan.

Pengobatan tentu akan memakan waktu lebih lama lagi.

Yang ingin kembali saya garis bawahi adalah support system.

Ibu melahirkan seorang anak artinya dia membawa tanggung jawab baru, yang dengan tanggung jawab itu tidak mungkin bisa dibawa sendiri. Harus ada ayah yang siap menghandle apabila ibu sudah kelelahan dan juga turut bekerja sama, mengambil peran.

Selain itu, ayah juga harus berperan melindungi dari setiap komentar negatif tentang ibu dan anak. Baik itu dari keluarga terdekat juga orang yang datang menjenguk. Ini perlu banget loh.

Dikatain "gajah bengkak" oleh yang datang menjenguk bagi sebagian orang mungkin hanya guyonan belaka. Tapi tidak sebagian lain, yang karena beberapa kondisi mendukung untuk menjadi trigger menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berguna, yang akhirnya jatuh pada kondisi baby blues syndrome hingga depresi.

Tahan komentar kita, cukup doakan saja ibu dan bayi sehat.

Untuk orang-orang terdekat. Bila melihat perubahan perilaku ibu pasca melahirkan, cepat sadari sebagai sebuah alert untuk mencari pengobatan. Bila ibu menangis, biarkan sebagai pelampiasannya, jangan paksa berhenti menangis. Dengarkan apa yang dia keluhkan, jangan malah dihakimi manja oleh karena kita belum pernah merasakannya.

Jangan sampai sudah pada fase membahayakan ibu dan janin baru kita sadar, bahwa si ibu butuh pertolongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun