Mohon tunggu...
Dimas Anggoro Saputro
Dimas Anggoro Saputro Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer | Content Creator

"Bisa apa saja", begitu orang berkata tentang saya.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Weekend Riding ke Bandung Tetap Irit

11 April 2019   14:19 Diperbarui: 11 April 2019   15:20 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Riding with scootic (pixabay.com)

Akhirnya, akhir pekan tiba! Setelah bekerja keras bagaikan kuda, weekend merupakan waktu yang paling ditunggu. Terlebih mengadu nasib di kota besar nan keras, seperti Jakarta---katanya sih gitu. Kota metropolitan, kota idaman setiap orang 'kampung'---seperti saya.

Sekolah yang pintar, sampai bangku kuliah harus dilahap, nanti lulus kerja di Jakarta biar jadi 'orang'---begitu kata orang tua, orang tuamu juga begitu? Syukurlah, kini saya sudah menjadi 'orang', seperti kata orang tua. Coba saya tidak kerja di Jakarta, bisa jadi saya bukan orang ya?

Mau sudah jadi 'orang' sekalipun, jika berjarak dengan keluarga itu rasanya.. ya begitulah, sedih. Istri dan anak tinggal di Bandung. Sebagai karyawan PJKA (Pulang Jum'at Kembali Ahad) setiap akhir pekan saya selalu ke Bandung untuk menghampiri kedua bidadari saya.

Pertama kali riding ke Bandung

Akhir pekan saat itu begitu padat. Padat pekerjaan hingga pikiran. Alhasil lupa akan rutinitas membeli tiket kereta api untuk pulang ke Bandung. Pilihannya adalah naik bus, travel atau berkendara dengan sepeda motor.

Setelah pikir-pikir dan mempertimbangkan ini-itu, riding menggunakan sepeda motor menjadi pilihan saya. Ingin merasakan sensasi dan pengalaman baru. Biar kalau nanti ditanya teman-teman, sudah pernah merasakan riding ke Bandung---hehe.

Persiapan itu penting

Sepulang kerja, segera saya melaju menuju kontrakan. Sebelum menuju kontrakan, saya sempatkan dulu mampir ke SPBU Shell Kelapa Gading membelikan minuman untuk si mamat---sebutan untuk motor matic milik saya---Shell V Power.

Indikator bahan bakar si mamat masih lumayan, belum juga sisa setengahnya. Saya bermaksud untuk mengisinya full. Maklum, mengingat saya akan melakukan perjalanan di malam hari.

Mechanic (pixabay.com)
Mechanic (pixabay.com)
Selain mengisi full bahan bakar, saya mengecek kesiapan lainnya. Mulai dari tekanan ban, tombol-tombol lampu isyarat, klakson, lampu indikator, cek rem, cek level minyak rem, cek level pelumas mesin dan cek level pelumas gardan. Setelah mengecek kesiapan si mamat, selanjutnya gantian saya yang harus dipersiapkan. Saya memutuskan untuk tidur sejenak agar badan fresh menempuh jarak kurang lebih 5 jam.

Memilih minuman tepat untuk motor

Si mamat sudah berlangganan menenggak Shell V Power. Karena, saya ingin memberikan yang terbaik untuk si mamat. Si mamat pun tak mudah rewel, karena minuman yang ia tenggak mengandung formula DYNAFLEX. Teknologi pembersih yang tidak hanya meningkatkan kondisi mesin, tetapi juga membantu memaksimalkan energi bahan bakar. Jadi tak ada alasan si mamat tak mau digeber!

Selain teknologi DYNAFLEX yang dimiliki oleh Shell V Power, pemilihan saya meminang Shell V Power berdasarkan kebutuhan minuman 'bergizi' untuk si mamat. Si mamat memiliki spesifikasi rasio kompresi 9,5:1, seperti pada keterangan foto di bawah.

Rasio kompresi motor saya (astra-honda.com)
Rasio kompresi motor saya (astra-honda.com)

Tabel rasio dan kebutuhan oktan (boostane.com)
Tabel rasio dan kebutuhan oktan (boostane.com)

Lalu, spesifikasi rasio kompresi tersebut dibulatkan menjadi 10:1. Menurut tabel rasio dan kebutuhan nilai oktan, si mamat memerlukan minuman yang memiliki nilai oktan minimal 92 dan maksimal 100. Artinya, pilihan saya jatuh ke Shell V-Power yang memiliki nilai oktan 95 merupakan pilihan yang sangat beralasan!

Digeber tetap irit

Jarum jam menunjukkan pukul 12 lebih. Rupanya saya lelah, hingga ketiduran cukup lama. Saya bergegas bersiap-siap menuju Bandung. Pukul 1 dini hari, saya geber si mamat menuju Bandung via Jonggol. Untuk para pemula---termasuk saya---jalur tersebut banyak disarankan. Gampangannya tinggal lurus saja mengikuti plang petunjuk arah yang ada. Namun harus ekstra hati-hati ketika memasuki Cianjur. Selain jalannya naik-turun dan berkelok-kelok, banyak jalan yang berlubang dikarenakan banyak truk bermuatan lebih melewati jalur tersebut.

Pelayanaan saat isi bbm di SPBU Shell (kontan.co.id)
Pelayanaan saat isi bbm di SPBU Shell (kontan.co.id)

Memasuki Bandung, indikator bahan bakar mulai berkedip. Saya pun memutuskan untuk melipir ke SPBU Shell Pasteur di daerah Jl. Djunjunan no.127. Kembali si mamat saya isi full Shell V Power, untuk jaga-jaga nanti jalan-jalan sama keluarga keliling kota Bandung. Shell V Power terbukti irit, secara hitungan ekonomis memang terlihat mahal di awal. Namun, jika dilihat secara keberlangsungannya, ekonomisnya baru terasa.

Teknologi DYNAFLEX yang dimiliki Shell V-Power mampu membersihkan kerak membandel di ruang pembakaran. Teknologi tersebut juga mengurangi gaya gesek piston, sehingga suara 'nglithik' di motor tak akan terdengar. Injektor motor pun lebih awet. Artinya, si mamat jadi jarang minta jatah 'pijat' ke bengkel. Irit bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun