Mohon tunggu...
Dianingtyas Kh.
Dianingtyas Kh. Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Biasa saja, tak ada yang istimewa. http://khristiyanti.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kisah Ramayana, Sebuah Romansa Berujung Tragedi

3 Mei 2013   23:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:09 18853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Siapa sih yang tak kenal dengan kisah cinta antara Rama dengan Sinta? Pada zaman dulu, ketika para remaja belum memanggil pacarnya dengan sebutan "papa-mama" atau "ayah-bunda" seperti sekarang ini, mereka terkadang mengubah namanya menjadi nama tokoh yang identik dengan kisah cinta semacam "Romeo dan Juliet" atau "Romi dan Yuli", "dan yang sangat populer adalah "Rama-Sinta". Yuhuu...

Dalam benak mereka, barangkali kisah ini menggambarkan cinta sejati yang terbawa sampai mati. Padahal, kisah Rama-Sinta, meskipun terkenal sebagai sebuah romansa cinta yang membuat Rama mati-matian menggempur Alengka, termasuk sebuah kisah tragedi. Mengapa tragedi?

Mari kita runut perjalanan dua sejoli ini. Dua sejoli ini disatukan oleh sebuah sayembara yang dimenangi oleh Rama sehingga ia bisa mempersunting Sinta sebagai istrinya. Sayang, Rama yang putra raja Ayodya terpaksa tidak dapat menduduki tahtanya sehingga dibuang ke hutan selama belasan tahun karena tingkah polah sang ibu tiri. Dalam pembuangan, Sinta diculik oleh Rahwana.  Penculikan ini membuat Rama menggempur Alengka, kerajaan milik Rahwana.

Singkat kata, Rama pun menang dan Sinta dapat dibawa pulang ke Ayodya. Ia pun menjadi raja setelah menjalani masa pembuangan. Sayang, cerita belum happy ending sampai di sini. Kalau dalam dongeng HC Andersen, begitu sang putri bertemu pangeran cerita akan selesai, dalam cerita Ramayana yang dikarang oleh Empu Walmiki ini cerita masih berlanjut. Bagaimana kelanjutannya?

Cinta Rama ternyata tak cukup besar untuk mempercayai kesucian Sinta. Ia pun menuntut Sinta untuk melakukan pati obong  atau membakar diri untuk membuktikan kesuciannya. Jika Sinta sudah ternoda, maka ia akan hangus terbakar api, sedangakn jika Sinta masih suci, ia tak akan hangus meskipun masuk ke dalam api yang menyala-nyala. Entah bagaimana perasaan Sinta ketika ia masuk dalam api unggun besar yang siap menghancurkan dirinya. Ia lolos dari maut karena api tak mau memakan dirinya. Namun, bagi para penjunjung cinta, tentunya hal ini sudah mencederai cinta suci yang ada di antara mereka. Cinta Rama tidaklah setulus cinta Sinta.

Jika kemudian ketidaktulusan itu berujung pada dibuangnya Sinta ke hutan, sendirian, dalam keadaan hamil, tentulah hal ini juga menunjukkan bahwa cinta Rama kepada Sinta tidaklah sekuat yang dibayangkan orang, seperti tergambar dalam cerita-cerita selama ini. Rama memang mencintai Sinta, namun ternyata cintanya tak cukup besar untuk percaya pada istrinya. Harusnya, jika pun Sinta memang ternoda, sebagai seorang yang sangat mencintai istrinya, Rama tetap menerima Sinta apa adanya, bukan?

Dan endingnya? Oho, sangat tragis, Saudara-Saudara. Setelah Sinta dibuang saat hamil di hutan, ia pun kemudian melahirkan dua anak kembar yang kemudian menantang bapaknya karena telah menelantarkan ibu mereka. Ketika sang bapak malah hendak membunuh anaknya, Sinta pun memilih untuk ditelan bumi karena tak kuasa melihat pertumpahan darah antara Rama dan anaknya. Selesai dan penuh deraian air mata.

Kisah Ramayana sendiri merupakan kisah wayang favorit saya karena ketinggian nilai sastranya dan kompleksitas alurnya yang sampai sekarang masih susah dicari tandingannya. Namun, rasanya perlu diluruskan bahwa Kisah Rama dan Sinta bukanlah sebuah kisah cinta yang romantis, tetapi sebenarnya merupakan sebuah tragedi cinta karena kurangnya rasa percaya dan penerimaan terhadap pasangan. Bagaimana menurut Anda?

Salam,

Dian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun