Mohon tunggu...
Dian Kelana
Dian Kelana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengelana kehilangan arah

www.diankelana.web.id | www.diankelanaphotography.com | www.diankelana.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Shalat Pertama....

28 September 2010   00:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:55 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="" align="aligncenter" width="259" caption="Shalat - Google"][/caption]

Aku lagi bermain di halaman rumah keluarga ayahku di Guguak Rang Pisang. Sedang asyik bermain aku mendengar bunyi beduk yang di tabuh di Masjid Sofia, satu-satunya masjid yang ada di Jorong atau desa Guguak Rang Pisang itu.

Mendengar bunyi beduk itu, baru aku ingat bahwa hari itu adalah hari Jum’at. Aku tahu, bahwa tidak lama lagi akan kedengaran bunyi bedug kedua, yang kemudian diiringi oleh Azan dan khotbah jum’at dan selanjutnya shalat Jum’at.

Sudah menjadi tradisi di kampung keluarga ayahku, setiap hari Jum’at beduk itu di tabuh dua kali. Pertama satu jam sebelum masuk waktu zuhur, dengan maksud untuk memberi tahu para penduduk kampung laki-laki yang umumnya petani atau tukang perabot rumah tangga. Agar segera pulang dari sawah atau kebun mereka atau yang bekerja sebagai tukang, agar menghentikan kegiatan mereka dan mempersiapkan diri untuk pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat jum’at.

Kedua kali, beduk itu di tabuh saat waktu shalat zuhur telah masuk. Dimana, setelah beduk selesai di tabuh, maka pelaksanaan ritual shalat jum’at dilaksanakan. Khatib naik mimbar, mengucapkan salam kepada jama’ah, diteruskan dengan azannya mu’azin dan bila telah selesai azan, khatib menyampaikan khotbah jum’atnya yang kemudian di tutup dengan pelaksanaan shalat jum’at itu sendiri.

Begitu bedug pertama selesai di tabuh, mulailah kedengaran aktifitas di rumah orang-orang mempersiapkan diri, kakekku yang sehari-hari aku panggil inyiak aki, pak Uwo suami kakak ayahku yang berprofesi sebagai tukang perabot, terlihat mulai berbenah. Pergi mandi ke sumur dekat sawah yang berjarak sekitar limapuluh meter dati rumah.

Setelah rapi dengan pakaian bersih dan kain sarung melilit di pinggang serta peci hitam di kepala, walau tidak berbarengan, merekapun berangkat ke masjid yang jaraknya sekitar tiga ratus meter dari rumah.

Setelah inyiak aki dan pak uwo itu berangkat, terbersit pula suatu keinginan di hatiku untuk ikut pergi shalat Jum’at seperti mereka.

Aku lalu naik ke rumah dan menemui tuo istri pak uwoku. Aku mengatakan aku akan pergi shalat jum’at, lalu aku meminjam atau lebih tepatnya meminta kain sarung, yang sejak itu tak pernah lagi kukembalikan, sama beliau.

Aku lalu di beri kain sarung, yang walaupun bukan baru tapi bersih dan licin, karena habis disterika disimpan di lemari.

Dengan kain sarung yang kebesaran, aku yang waktu itu baru berusia 7 tahun dan belum bersekolah, pergi meninggalkan rumah menuju masjid.

Dalam perjalanan ke masjid, perasaanku membubung ke angkasa, ada rasa haru, bangga dan bahagia, membayangkan aku akan melaksanakan shalat dan itu adalah shalat pertamaku, dan akan menjadi seorang muslim yang taat, dan akan mendoakan kedua orang tuaku yang saat itu telah tiada.

Sampai di masjid, aku mengambil wudhu di kolam dekat tangga di belakang masjid. Setelah itu naik dan masuk kedalam masjid. Di dalam masjid aku tak menemukan satu orangpun anak-anak yang sebayaku. Semuanya orang dewasa atau mereka yang beberapa tahun diatasku, termasuk diantaranya tuan Man, yang menyelamatkan aku di waktu aku terjatuh ke sungai ketika kami bermain rakit batang pisang. Akulah satu-satunya anak kecil diantara jama’ah yang ada.

Kurasakan, ini adalah hidayah pertama yang kuterima dari Allah subhanahu wata’ala. Alhamdulillah sejak itu hingga kini aku selalu melaksanakan kewajiban dari rukun islam kedua itu. Walau tak ku mungkiri, aku juga pernah lalai melakukannya, semoga Allah mengampuni kelalainku itu.

.

Tulisan sebelumnya  http://nostalgia-bersama-penggembala-sapi-nyaris-tenggelam/

.

Postingan teman :

@ Della Anna:  http://perkataan-kasar-duta-besar-ri-dimuka-kunjungan-resmi-pressby-ke-belanda/

@ OmJay : http://postingan-ke-1000-catatan-penting-seorang-blogger/

@ Yusran Darmawan : http://ahmadinejad-membawa-injil-what/

@ Okti Li : http://the-real-indonesian-heroes-today-aretki/

@ Limantina Sihaloho :  http://robohnya-surau-kami-cerpen-favorit-saya/

@ Anazkia :  http://suatu-pagi-di-kbri/

@ Ragile  :  http://serbuan-akun-siluman-dari-situs-situs-lain/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun