Dengan capaian simbol ekonomi, mestinyalah hati bisa lebih lembut dan mudah luluh untuk membantu yang lemah, sudi berbagi dan meringankan beban sesama, lebih peka pada susah jiran yang tak berpunya. Sudi memotivasi yang lain untuk produktif dan bertawakal. Simbol ekonomi bukan alat jumawa untuk mendaulat diri sebagai manusia lebih dibanding yang lain.  Simbol ekonomi mestinya jadi alat untuk lebih bersyukur dan mendekat Tuhan.  Karena hakekatnya simbol ekonomi akan mengundang dua pertanyaan, dari mana diraih dan untuk apa digunakan.  Ini yang berat dan sulit jawabnya, bila  semata untuk menurutkan nafsu, menumpul akal dan mengeras hati, justru meraih simbol ekonomi adalah langkah menghancur diri.