[caption id="attachment_325120" align="alignnone" width="640" caption="Pedagang bungan berangkat pagi-pagi ke pasar kembang.(dok pri)"][/caption]
Suasana yang sunyi, hawa yang dingin disertai kabut yang turun dari lereng gunung Ungaran, kepakan sayap jangkrik yang lirih terdengar membuat merinding saat aroma Sedap Malam (Polianthus tuberosa) tercium. Jalanan sepi saya lewati untuk mencari sumber wewangian dan keindahan di Bandungan.
Sarkem alias pasar kembang selalu identik dengan sesuatu identik dengan lokasi di dekat Stasiun Tugu, yogyakarta. Saat saya mengunggah status di media sosial dengan mengetik kata sarkem, mengundang kesan negatif. Generalisasi dari kata sarkem yang selalu identik dengan lokalosasi. Namun sarkem yang saya kunjungin kali ini adalah benar-benar pasar kembang dan bunga hias yang menjadi dagangannya. Sarkem bandungan, itu tujuan saya pagi buta ini.
[caption id="attachment_325121" align="aligncenter" width="384" caption="Rembulan belum beranjak dan mentari belum menampakan diri, namun para pedagang bunga melanjutkan begadang (dok.pri)."]
Pukul 03.30 alarm dari ponsel membangunkan saya yang meringkuk kedinginan di salah satu villa di Bandungan, Ambarawa - Jawa Tengah. Sejenak berpikir ulang, mau jalan atau tidak. Sebuah pilihan yang sulit saat berada dalam area nyaman. 30 menit berlalu akhirnya memutuskan untuk keluar dari hangatnya selimut.
Di ketinggian 1035 mdpl, hawa cukup dingin terlebih hembusan angin yang memaksa menutup sela-sela jaket tang terbuka. Keluar dari pintu penginapan, berjalan seorang diri di tengah-tengah kegelapan. Lampu-lampu taman villa sepertinya tak mampi menembus pekatnya kabut menjelang subuh ini.
[caption id="attachment_325122" align="aligncenter" width="448" caption="Dinamika pasar kembang bandungan (dok.pri)."]
Dari kejauhan terdengan suara adzan subuh dikumandangkan. Mata saya melirik di sisi kanan kiri jalan, berdiri villa-villa mewah yang penghuninya masih terlelap. Saya terus berjalan mengarah pada jalan besar yang meghubungkan Bandungan dan Sumowono.
Hidung saya yang sedikit sensitif dengan wawangian, karena merasa pusing dengan aroma tersebut. Pekatnya aroma mawar jelas menusuk hidung. Ternyata dua orang ibu sedang berjalan menuju pasar sambil membawa bunga-bunga dagannganya.
[caption id="attachment_325123" align="aligncenter" width="448" caption="Semua bergerak agar segera laku (dok.pri)."]
Tujuan saya ternyata sama dengan ibu tersebut, yakni pasar bunga Bandungan Ambarawa. Pasar bunga disini sangat terkenal, karena menjadi pemasok bunga-bunga hias di beberapa kota, seperti; Semarang, Salatiga, Kendal dan beberapa kota lainnya. Menarik lagi adalah harga yang ditawarkan pedagang bunga di sini sangat fluktuatif.