Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jalur Utara Bangkalan-Sumenep Sebagian Gelap, Bikin Deg-degan

15 September 2019   15:35 Diperbarui: 15 September 2019   15:42 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jika terang lewat jalur utara itu indah, tapi jika malam begitu gelap (dokpri)

Pulau Madura salah satu daerah di Jawa Timur yang berpotensi besar akan obyek wisatanya. Ia memiliki garis pantai yang panjang, deretan pantai yang alami, dan kepulauan dengan pasir putih seperti maldives. Sayangnya masih ada fasilitas jalan yang kurang menunjang, yaitu penerangan jalan yang minim pada jalur utara Bangkalan menuju Sumenep. Alhasil perjalanan cukup mendebarkan.

Pengalamanku berkeliling pulau Madura masih minim. Beberapa kali ke Madura paling-paling hanya ke sekitaran Pelabuhan Kamal dan Kota Bangkalan. Ketika pasangan mengusulkan ke Sumenep, aku ya ya saja. Bolehlah kapan lagi ke sana. Ketika mengetahui perjalanannya hampir lima jam dari Surabaya Barat, aku tersenyum kecut. Jauh banget ya.

Akhirnya setelah bersantap bebek Sinjay di Bangkalan, mobil pun melaju menuju Sumenep. Aku belum pernah sama sekali ke Sumenep sehingga aku mengandalkan Google Maps. Menurut mbah Google perjalanan akan berlangsung sekitar 3,5 jam dengan total perjalanan sekitar 148,5 kilometer.

Dari Bangkalan kami melewati jalan mulus dengan kanan kiri penuh masjid. Daerah ini bisa disebut daerah 1001 masjid, karena hampir tiap 100 meter berdiri masjid yang besar dan megah. Masjidnya memiliki arsitektur yang beragam dan indah. Sayang lampu penerangannya temaram sehingga aku kesulitan memotretnya.

Jalanan nampak tidak terlalu ramai. Mungkin karena jalur utara ini jalur alternatif, dengan jalur utama berupa jalur selatan yang melewati kota Pamekasan.

Sebenarnya jalannya enak karena relatif lebih sepi hanya lampu penerangan jalannya relatif minim, sementara sebagian pengguna sepeda motor yang berpapasan dengan kami rata-rata lampunya mati. Dua kali kami menjumpai pejalan kaki yang menyeberang jalan di tempat gelap dan membuat kami agak terkejut.

Perjalanan hingga Banyuates masih relatif lebih ramai dan lebih banyak lampunya dibandingkan perjalanan berikutnya. Kami juga menjumpai para remaja yang memanfaatkan malam Sabtu untuk konvoi motor. Ulah beberapa di antara mereka agak membahayakan pengguna jalan lainnya.

Ketika kemudian kami melewati Ketapang kami mulai deg-degan. Ada banyak jembatan kemudian tikungan tajam dengan kondisi jalanan sebagian gelap total. Ketika jalanan menanjak tanpa lampu jalan, kemudian disambut dengan kabut, kami pun kemudian berdoa dan berharap segera bertemu kendaraan lainnya. Eh kemudian ada rumah penduduk dan lampu jalan sebelum beberapa meter kemudian jalanan kembali gelap total dan di kanan kiri adalah pepohonan lebat.

Wah kondisi jalanan yang sebagian besar gelap total seperti ini membuat kami berdua harus lebih berkonsentrasi. Aku menyetel ayat-ayat suci Al-Quran dan ikut berdoa, sembari memerhatikan jalanan. Jangan sampai pikiran kosong.

Jalanan yang sepi dan gelap ini membuatku seperti berkendara di alam mimpi. Ketika bertemu truk atau pengendara sepeda motor rasanya jadi senang, ada temannya. Tapi ketika mereka kemudian tak searah rasanya kami jadi kehilangan teman seperjuangan.

Di sekitar Pantai Jodoh kami terheran-heran mendapati tempat makan yang besar dan terang. Tapi sayangnya sepi. Eh sekitar lima meter kemudian dari tempat makan itu sudah gelap total. Kadang terang beberapa meter dan ada rumah penduduk setelahnya gelap sama sekali dan hanya pepohonan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun