Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Agar THR Tak Hanya Numpang Lewat

11 Mei 2019   21:38 Diperbarui: 11 Mei 2019   21:49 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagaimana caramu kelola THR? (Dokpri)

Yang paling seru dan ramai diobrolkan oleh kawan-kawan saat istirahat kerja adalah waktu pembagian THR. Meskipun puasa belum genap seminggu tapi topik tentang THR ini paling menarik. Banyak yang berharap jumlahnya lebih dari tahun lalu. Ada pula yang ingin waktu pembagiannya dipercepat. Andaikan THR sudah di tangan, lantas apa ya yang perlu Kalian lakukan agar THR tak numpang lewat.

Poin plusnya sebagai pasutri yang sama-sama bekerja, dapat tunjangan hari rayanya pun dobel. Aku pun dapat THR dari kiri dan kanan. Biasanya THR dari pasangan lebih cepat kuterima, baru dekat-dekat liburan hari raya, THR dari kantorku kuterima.

Seperti halnya tahun lalu, aku bertekad untuk menghabiskan tunjangan hari raya ini. Tentunya menghabiskannya bukan hanya untuk belanja konsumtif, tetapi hal-hal lainnya yang bagiku lebih bermanfaat.

THR memang masih jauh. Namun, tiada salahnya untuk membuat perencanaan. Dengan adanya perencanaan maka aku akan bisa menghabiskan THR jadi lebih baik dan tidak ada pos yang terlewat.

Membuat Prioritas dan Mengisinya dengan Perkiraan Nominal
Aku menyiapkan buku agendaku dan menulis tentang zakat di bagian teratasnya. Zakat fitrah sesuatu yang wajib dibayarkan selama bulan Ramadan. Wujudnya bisa beras 2,5 kilogram atau uang setara dengan harga beras tersebut.

Pos ini juga termasuk zakat mal, sedekah, dan pemberian THR bagi aparat kompleks. Aparat yang kumaksud adalah penjaga keamanan alias satpam dan petugas kebersihan. THR untuk orang tua dan mertua juga perlu disiapkan. Oleh karena hal ini merupakan sesuatu yang diwajibkan maka masuk prioritas tertinggi. Pos ini memerlukan sekitar 20 persen dari keseluruhan THR.

Prioritas berikutnya adalah menyiapkan dana untuk mudik dan persiapan lebaran. Dana mudik termasuk membeli bensin, membayar tol, dan lain-lain. Persiapan lebaran termasuk kue lebaran, sirup, dan angpau untuk keponakan yang masih kecil. Pos ini lumayan besar dan nilainya berkisar 30 persen dari total THR kami berdua.

Memang sih bakal lebih hemat jika kami tak mudik. Tapi mudik saat hari raya itu sulit dihindari, jangan sampai kami dimarahi orang tua. Kapan lagi berkumpul dengan keluarga besar kecuali pada saat lebaran.

Pos berikutnya apa ya? Aku berpikir keras. Tahun ini kami ingin renovasi rumah. Ada beberapa plafon yang bocor. Pegangan tangga yang dari kayu beberapa juga copot. Tapi kami belum tahu kapan renovasi akan dimulai.

Daripada dana itu menganggur, aku berpikir untuk menyekolahkannya sebagian ke dana sukuk. Mumpung bulan ini ada pembukaan sukuk yang baru ditutup sekitar tanggal 22 Mei. Aku bisa memasukkan dana ke pos tersebut sekitar 10 persen.

Lho kok cuma 10 persen? Pasalnya dana di sukuk sulit untuk dicairkan. Sementara aku perlu tempat untuk menabung yang likuid alias mudah untuk kucairkan.

Masih tersisa 40 persen. Kenapa tidak kusimpan di sebuah rekening baru agar dana ini utuh dan tidak bercampur baur dengan pos dan dana lainnya.

Membuka Rekening Baru untuk THR Tanpa Repot
Memiliki dua atau tiga rekening bank itu menurutku boleh-boleh saja asal tahu tujuannya. Rekening pertama bisa untuk melakukan transaksi sehari-hari. Rekening kedua untuk urusan bisnis, seperti berjualan secara daring. Rekening ketiga bisa digunakan untuk menampung dana sebagai dana darurat dan dana tabungan.

Banyak orang termasuk saya malas membuka rekening sebuah bank. Malas antri ke customer service untuk membuka tabungan. Setelah itu harus menunggu untuk memasukan data di formulir yang kita isi serta cetak buku tabungan dan mengatur pin untuk kartu ATM. Proses ini bisa memakan waktu hingga satu jam bahkan lebih. Waktu itu belum termasuk menuju dan kembali dari kantor cabang tersebut.

Oleh karenanya generasi milenial saat ini lebih suka bank yang tanpa ribet. Urusan transfer tidak perlu harus ke ATM. Syukur-syukur membuka rekening bank pun juga tak perlu datang ke kantor cabang.

Nah, rupanya harapan tersebut dikabulkan oleh bank BCA dengan aplikasi mobile-nya yang bernama BCA Mobile. Siapapun bisa membuka rekening BCA dengan aplikasi tersebut tanpa ribet dan tanpa harus datang ke kantor cabang.

Membuka rekening BCA Mobile simpel (dokpri, bahan gambar BCA Mobile)
Membuka rekening BCA Mobile simpel (dokpri, bahan gambar BCA Mobile)
Kita hanya perlu menyiapkan KTP, NPWP, foto diri, tanda tangan, dan jaringan internet. Tentunya kita juga perlu mengunduh aplikasi BCA Mobile dan mengisi data dengan benar. Setelah data terisi dan file seperti KTP diunggah maka kita akan masuk ke tahap verifikasi selanjutnya dengan video calling. Lalu jadi deh rekening baru kita. Sederhana dan cepat.

Menurutku sistem pembukaan rekening ini bikin nasabah terbantu. Mereka akan jadi lebih giat menabung. Selain itu dengan hanya modal hape berakses internet maka bisa melakukan berbagai transaksi tanpa perlu membawa kartu ATM. Apa saja itu? Bisa membayar tagihan, melakukan pembayaran belanja online, transfer dengan QR code sehingga tak perlu mencatat nomor rekening, juga melakukan tarik dan setor tunai tanpa kartu ATM. Dibikin simpel oleh BCA Mobile.

Ada banyak kemudahan ditawarkan BCA mobile (sumber: web BCA)
Ada banyak kemudahan ditawarkan BCA mobile (sumber: web BCA)

Wah seru juga ya punya rekening baru yang andal. Bisa buat transaksi juga bisa menabung sehingga THR tak hanya numpang lewat.

Generasi simpel memang sesuatu yang simpel, termasuk dalam kelola THR.

Akun facebook:rara.lbz (tautan di sini)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun