Mohon tunggu...
Demar Adi
Demar Adi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka menulis

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lukisan di Ruang Tamu

14 Juli 2018   04:38 Diperbarui: 14 Juli 2018   04:48 1427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hatiku masih penasaran pada lukisan di dinding ruang tamu rumah kakek. Bukan karena  warnanya yang begitu indah. Bukan juga karena nuansa yang terlihat dalam lukisan itu terasa begitu damai. Namun karena lukisan itu selau menyulut  api pertengkaran di antara kakek, dan ayah.

"Sudah kubilang, seharusnya lukisan itu dibakar saja."  Sungut  ayah suatu hari

Seperti biasa, kakek hanya diam memandangi lukisan itu, tanpa menghiraukan protes ayah.

Sebenarnya, sudah berkali-kali kutanyakan tentang lukisan itu. Sebuah lukisan teduh tenang pedesaan, dengan seorang gembala kerbau terlihat di sana. Namun baik ayah maupun kakek, selalu bungkam tentangnya.

"Jangan pandang lama-lama lukisan itu," tegur ayah suatu hari.

Saat itu aku sedang hanyut mengamati  gubuk di pinggir danau dalam lukisan itu.

"Nanti kau sama gilanya dengan Kakekmu." Lanjut ayah.

"Ayah, apa sebenarnya yang selalu membuat Ayah dan Kakek bertegkar tentang lukisan ini?" Tanyaku lagi dan lagi

"Kau tanyalah pada Kakekmu." Ketus ayah

Namun, kakek pun bungkam

-------------------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun