Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara Politisi, Politik, Pak Tani dan Belut

27 Desember 2015   18:44 Diperbarui: 28 Desember 2015   13:28 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konon hubungan antara politik, politisi dan korupsi itu seperti hubungan antara Petani, sawah dan belut.

Suatu kali Petani gerah melihat sawah. Karena saluran air nya mampet, sampah dimana-mana, tanah tidak rapi dan pematang sawah yang tidak beraturan.

Karena gerah maka turunlah dia ke sawah untuk memperbaikinya. Saluran air dilancarkan, pematang sawah dan tanah di rapihkan, sampah-sampah di bakar. Menjelang sore ketika mau pulang tidak sengaja dia menemukan belut. Maka ditangkaplah belut itu lalu dibawa ke rumah.

Di rumah si belut dibersihkan dan di makan sekeluarga. Ternyata belutnya enak. Besoknya ketika Pak tani mau merapihkan sawah, dia diingatkan untuk sekalian juga mencari belut. Karena belut selain enak dimakan, juga bergizi. Karenanya sekarang ketika ke sawah, Pak tani tidak hanya membayangkan sawah yang harus dirapihkan, tapi juga membayangkan belut yang harus diburu.

Begitu seterusnya aktivitas Pak tani dari hari ke hari. Memperbaiki sawah yang amburadul dan memburu belut. Sampai akhirnya Pak tani lambat laun berubah tujuan. Dari yang semula memperbaiki sawah, jadinya untuk mencari belut.

Karena tujuannya mencari belut, Pak tani bekerja terbalik. Mulai dari pematang sawah, saluran air sampai dengan tanah-tanah di sawah, semuanya digali demi mencari belut. Akhirnya pematang sawah jadi berantakan, saluran air mampet dan permukaan tanah hancur berantakan. Tidak bisa lagi ditanami padi. Malah saking semangatnya mencari belut, sawah orang lain pun jadi sasaran.

Tapi konon katanya masih ada Pak tani yang tetap ke sawah untuk memperbaiki sawah dengan tekun. Setelah itu pulang ke rumah membawa belut seadanya. Hanya dicurigai jumlahnya sedikit dan posisinya terpinggirkan.

Bandung, 28 Juni 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun