Ada pikiran sehat, ada pikiran sesat, boleh jadi, memiliki ide membubarkan KPK di tengah korupsi yang membabi buta di republk ini. Termasuk ke dalam kategori pikiran sesat. Barangkali juga, yang namanya pikiran sehat identik dengan pikiran waras, maka kebalikannya, boleh jadi bolehlah disebut pikiran tidak waras alias gla.
Suka atau tidak suka, begitulah pendapat saya.
Saya lupa, siapa dulu yang mengatakannya untuk pertama kali, saat membandingkan perilaku korupsi dari masa ke masa. Katanya, jaman Suharto dulu atau jaman orde baru, korupsi dilakukan di bawah meja, di jaman reformasi di lakukan di atas meja, sedangkan pasca reformasi, bukan hanya diatas meja, bahkan mejanya pun dikorupsi.
Dulu di jaman Orde Baru , yang melakukan korupsi keluarga cendana (keluarga Suharto) atau lingkaran dekatnya, sedangkan di jaman reformasi pelakunya merata, dan ada di mana-mana.
Ada KPK saja, korupsi merajalela, apalagi tidak ada KPK, mana tahan deh!
Makanya terasa aneh ketika Fahri Hamzah anggota DPR yang berasal dari PKS  melontarkan ide untuk membubarkan KPK. Partai yang pada pemilihan parlemen 2004 mengusung jargon partai yang bersih dan peduli. Bahkan, kalau saya tidak salah ingat, ada jargonnya yang senantiasa dikatakan dalam setiap kampanye, juga spanduk dan pamflet ; Senayan ingin bersih, pilihlah calon anggota legislatif dari PKS.
Boleh jadi kalimatnya sedikit keliru atau tidak pas persis , namun, intinya, jika menginginkan anggota DPR yang bersih maka pilihlah calon anggota DPR dari PKS. Memang nyambung dengan jargonnya dan mottonya , partai yang bersih , peduli dan profesional.
Namun dengan pernyataan Fachri Hamzah, yang notabene termasuk elite partai PKS, yang menginginkan pembubaran KPK apakah tidak bertolak belakang dengan jargon yang mereka (PKS) usung selama ini. Oh, ya, saya lupa,seiring dengan muktamar nasional PKSÂ di Yogyakarta 2011, kalau tidak salah, mottonya ataupun jargonnya pun telah berubah, bukan lagi ; bersih, peduli dan profesional.
Jadi, barangkali, karena jargon serta mottonya telah berubah, tidak lagi ; bersih, peduli dn profesional. Maka boleh-bolehlah salahseorang kadernya melontarkan gagasan sesat untuk membubarkan KPK. Jangan-jangan, seperti apa yang diutarakan Ketua KPK Busyro Muqqodas, pernyataan Fachri Hamzah itu disetujui oleh Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Karena pernyataan itu dilontarkan di depan forum resmi, dan disitu ada ketua Fraksi PKS yang diam saja ketika Fachri Hamzah melontarkan ide sesat itu, ya, pembubaran KPK.
Jikalau dugaan ketua KPK itu benar, maka tentunya PKS akan berhadapan dengan rakyat, yang jumlahnya tidak sedikit. Boleh jadi, jka disurvei atau diadakan referendum tentang wacana pembubaran KPK, dengan segala kekurangannya, rakyat akan memilih opsi MENOLAK pembubaran KPK.
Jangan-jangan malah PKS yang dibubarkan rakyat, gampang bagi rakyat untuk membubarkannya, jangan pilih PKS dalam pemilihan legislatif yang akan datang. Maka PKS akan bubar sendiri, makanya hati-hatilah berbicara. Jika masih ingin dipilih rakyat, dan tidak ingin bubar jalan.