Hal ini yang kemudian kembali terjadi pada masa kepelatihan Valverde. Hanya, yang membuat Valverde perlu angkat kaki adalah catatan tandang Barcelona mulai tidak begitu baik. (Detik.com)
Puncaknya sebenarnya pada kegagalan mereka di akhir musim kemarin. Hal ini kemudian diperparah ketika harus kalah saat berlaga di Piala Super Spanyol saat melawan Atletico Madrid. Uniknya, di laga terbaru, Barcelona juga harus mengalami kekalahan dari sesama kontestan Piala Super Spanyol yang digelar di Arab Saudi diawal tahun 2020 ini.
Valencia adalah juara bertahan Copa del Rey 2019 dan mereka juga yang mengalahkan Barcelona di final tersebut. Sehingga ada faktor kepercayaan diri bahwa mereka akan dapat mengalahkan Barcelona lagi.
Memang, pelatih dari kedua tim tersebut telah berbeda. Namun dengan gaya main Barcelona yang seolah kembali seperti saat dilatih Pep Guardiola, maka Valencia cukup bisa memprediksi arah permainan Barcelona.
Kekalahan ini memberikan sinyal bahaya yang prematur bagi Barcelona dan Setien. Namun, jika mengacu pada pernyataan Setien, hasil di laga itu dapat menjadi representasi atas masa adaptasi para pemain Barcelona dengan pelatih baru dan taktik baru, seperti klub-klub lain. (Bola.net)
Lalu, apakah Barcelona akan bangkit dan membuktikan bahwa mereka hanya sedang berada di masa adaptasi? Atau hasil laga di Estadio Mestalla tersebut adalah alarm positif bagi lawan untuk berlomba-lomba mengalahkan Barcelona?
Harapannya memang Barcelona dapat membuktikan bahwa mereka hanya sedang berada di masa adaptasi. Namun, dengan masih adanya beberapa pemain yang tahu praktik tiki-taka, seharusnya mereka tidak kagok untuk memeragakan tiki-taka secara sempurna -bermain cantik dan menang.