Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kejelian Park Hang-seo untuk Mengalahkan Timnas Indonesia U-22

2 Desember 2019   13:42 Diperbarui: 2 Desember 2019   13:57 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat latihan timnas Indonesia U-22 di Sea Games 2019. (Football5star.com)

Tentu tidak ada masyarakat Indonesia yang menginginkan kekalahan bagi timnasnya, namun catatan dari penulis di artikel sebelumnya, sebenarnya telah menyiratkan sisi lemah dari strategi yang dijalankan Indra Sjafri. Yaitu, imbas dari kepercayaan diri dalam bertahan adalah terus-menerus menerima gempuran serangan lawan tanpa henti.

Di pertandingan sebelumnya (melawan Singapura) sebenarnya sudah terlihat dimana letak kekurangan timnas Indonesia ketika bertahan. Yaitu, terlalu hati-hati dalam menekan penguasaan bola lawan. Jika lawannya masih gugup, tidak setenang para pemain depan Vietnam, hal ini tidak akan terlihat.

Namun, ketika harus berhadapan dengan timnas Vietnam yang mana kreasi serangan ditumpukan pada delegasi pemain seniornya, maka serangan-serangan Vietnam tidak akan pernah putus. Hal ini diperparah dengan hitung-hitungan taktik yang tepat oleh Park Hang-seo.

Timnas Indonesia sempat unggul melalui gol Sani Fauzi. (Kompas.com)
Timnas Indonesia sempat unggul melalui gol Sani Fauzi. (Kompas.com)
Pelatih asal Korea Selatan itu benar-benar mengerahkan kualitas menyerangnya pasca jeda setelah tertinggal 1-0 dari timnas Indonesia. Satu hal yang sangat mencolok bagi timnas Vietnam adalah mereka unggul jumlah sepak pojok yang membuat gawang timnas Indonesia selalu waspada tinggi.

Sayang, timnas Indonesia pada akhirnya jebol oleh skema sepak pojok "tiang dekat". Suatu hal yang seperti disimpan oleh timnas Vietnam yang sebelumnya sering mengincar tiang jauh (babak pertama).

Selain itu, taktik menyerang total Vietnam sangat berani diambil oleh pelatihnya. Nyaris seluruh pergantian pemain pada Vietnam di babak kedua dilakukan untuk memperkuat lini tengah. Artinya, mereka sudah siap untuk menumpuk pemain di lini pertahanan Indonesia dan mengantisipasi adanya bola-bola liar hasil intersep para pemain bertahan Indonesia.

Inilah yang membuat timnas Indonesia kesulitan untuk menerapkan taktik counter-attack, karena mereka harus bertarung dengan banyak orang ketika belum sampai mengirimkan bola melewati garis tengah lapangan. Hal ini sangat terlihat ketika bola berhasil dikuasai Osvaldo Haay, maka minimal dua pemain timnas Vietnam menekan penguasaan bola dari kaki Osvaldo secara alot dan cukup keras.

Pola ini yang tidak terjadi pada pertahanan Indonesia. Andi Setyo dkk cenderung elegan dalam bertahan. Mereka memaksimalkan kemampuan intersep yang bagus, namun tidak dibarengi dengan pressure man-to-man marking. Sehingga, membuat para pemain timnas Vietnam tetap memiliki ruang untuk melihat celah (untuk passing/shooting).

Hal ini dapat dibuktikan ketika bola liar hasil intersep gagal diblok oleh satu dari para pemain Indonesia yang padahal cukup banyak berada di depan Nadeo Argawinata. Nahas, gol kedua Vietnam lahir dengan tendangan luar kotak penalti yang keras dan gagal dihalau oleh Nadeo.

Gol ini membuat masyarakat penggila bola yang sering mengaitkan Nadeo dengan Kepa Arrizabalaga seperti melihat langsung sisi kelemahan kiper Chelsea tersebut pada Nadeo, yaitu tendangan jarak jauh ke tiang jauh. Kepa memang menjadi salah seorang kiper Spanyol yang diperhitungkan.

Namun, dibalik kemampuan refleknya dan respon yang bagus, terdapat celah untuk menaklukkannya dan itu dengan pola seperti yang dilakukan pemain Vietnam ketika menjebol gawang Nadeo. Di sini Nadeo sepertinya juga harus mengakui kekurangan itu meski hampir semua penjaga gawang akan kesulitan mengantisipasi tendangan spekulatif semacam itu ketika tidak ada lagi tembok penghalau di depannya.

Khusus di laga ini, peran Zulfiandi sebagai gelandang bertahan terlihat kurang maksimal dan ringkih. Posturnya yang tinggi tidak dibarengi dengan kekuatan tubuh yang bagus untuk berduel dengan pemain muda Vietnam. Termasuk kemampuannya dalam membagi bola yang juga tak memperlihatkan kualitasnya sebagai pemain berpengalaman. Cukup mengecewakan.

Park Hang-seo punya perhitungan matang untuk mengalahkan timnas Indonesia. (Football5star.com)
Park Hang-seo punya perhitungan matang untuk mengalahkan timnas Indonesia. (Football5star.com)
Sedangkan di timnas Vietnam, para pemain seniornya mampu memberikan sumbangsih besar. Khususnya dalam memperlihatkan kegigihannya untuk meneror pertahanan Indonesia. Ini tentu diikuti oleh para juniornya yang lebih bertenaga dan siap untuk menjalankan instruksi pelatih secara maksimal.

Gol kedua tersebut juga membuat timnas Vietnam berhasil comeback dan -secara simbolis- memenangkan perebutan juara grup. Memang, masih ada dua laga lagi yang harus dilakoni kedua timnas tersebut. Namun, dengan situasi kedua tim yang memang sudah difavoritkan untuk melaju ke semifinal, membuat timnas Indonesia diprediksi akan menjadi runner-up. Sedangkan Vietnam akan menjadi juara grup.

Namun, sepakbola masih memiliki banyak misteri ketika peluit kick-off belum ditiup. Jadi, tetap semangat Garuda Sea Games 2019! Tetaplah berupaya maksimal untuk meraih impian!

Malang, 2-12-2019
Deddy Husein S.

Berita terkait:
Football5star.com 1, Football5star.com 2, Bola.com, dan Cnnindonesia.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun