Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pak Ciputra Mengajak Kita untuk "Talk Less Do More"

28 November 2019   12:09 Diperbarui: 28 November 2019   12:18 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Testimoni Kompas atas kinerja Ciputra yang mampu mendirikan perusahaan besar. (Kompas.com/JB Suratno)

Padahal penulis juga melakukan hal yang sama. Mereka juga perlu membaca, mempelajari yang dibaca, dan mewujudkan apa yang dipelajari. Penulis juga melakukan proses yang tak sebentar dan tak selamanya menyenangkan.

Lalu, bagaimana dengan pembicara (bukan motivator)?

Pembicara yang mana dulu? Apakah yang hanya beredar di warung kopi atau yang menyampaikan aspirasi positif hingga menyampaikan pesan dari pemerintah ke masyarakat?

Sebenarnya peran pembicara juga penting. Itulah mengapa presiden juga perlu juru bicara (jubir) termasuk staf khusus Angkie Yudistia yang menjadi jubir presiden bidang sosial. Perannya tentu penting.

Namun, keberadaannya akan sangat sering berbentrokan dengan pihak-pihak yang lebih banyak muncul di media massa namun tidak terlihat apa yang dia lakukan selain berbicara di media massa. Padahal orang-orang tersebut tidak bekerja secara profesional sebagai pembicara.

Inilah yang membuat masyarakat terkadang dapat terbelok-belokkan dan tentu saja ini menyedihkan. Apalagi jika masyarakat masih sering gagap informasi. Maka, akan sering terjadi hal-hal yang tak seharusnya terjadi.

Seperti kebingungan masyarakat antara menilai Rizieq Shihab perlu untuk dipulangkan atau tidak. Termasuk menilai pernyataan Agnez Mo yang dihebohkan, padahal apa yang dilakukan Agnez Mo terhadap negeri ini juga tidak sedikit meski ranahnya adalah seni kreatif.

Inilah yang menjadi kedilemaan dan permasalahan laten masyarakat saat ini. Kita terlalu banyak orang-orang yang pandai berbicara namun tidak terlihat apa yang sudah dilakukan. Jadi, apakah kita tidak bisa menghasilkan lagi orang-orang yang seperti Ciputra?

Seharusnya bisa. Hanya, kita perlu banyak introspeksi diri. Apakah kita lebih banyak bicara atau melakukan sesuatu? Kalaupun melakukan sesuatu mungkin kita perlu memperkenalkannya juga.

Misalnya, sebagai penulis (gadungan) maka saya perlu memperkenalkan hasil tulisan saya kepada banyak orang. Agar mereka tahu apa yang saya lakukan selain berbicara dengan teman dan orang-orang yang bersedia mendengar.

Ini langkah yang penting meski terlihat sederhana. Namun, semakin kesini kita berada di suatu lingkaran yang tak pernah memudar. Yaitu, perdebatan antara orang-orang yang hanya berbicara namun tidak melakukan apa-apa. Sedang yang terus-menerus bekerja, mereka memilih diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun