Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kegagalan Timnas Indonesia U-15 yang Terprediksi

8 Agustus 2019   13:20 Diperbarui: 8 Agustus 2019   15:17 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U-15 Indonesia. (PSSI.org)

Timnas Indonesia remaja sudah tampil bagus, itu sudah jelas. Apalagi jika kita menonton pertandingannya sejak laga pertama fase grup hingga laga terakhir fase grup. Garuda remaja nyaris menuntaskan turnamen di grup dengan menyapu bersih semua laga. Hanya melawan tetangga dekat, Timor Leste saja Marselino dkk gagal mendulang angka penuh.

Meski demikian, timnas asuhan Bima Sakti ini sukses melenggang ke semi final sebagai juara grup. Skuad Merah Putih ditemani Vietnam sebagai runner-up yang ternyata mampu menyingkirkan Timor Leste yang awalnya bersaing ketat dengan Indonesia di papan atas klasemen grup.

Indonesia bertemu dengan Thailand, sedangkan Vietnam bertemu dengan Malaysia. Lagi-lagi empat besar diisi oleh empat negara yang memang secara tradisi (di seluruh level) AFF selalu berada di zona tersebut. Khususnya untuk level remaja, Indonesia bahkan sempat menghadirkan gelar juara. Saat itu, timnas diisi oleh pemain-pemain seperti Bagus Kahfi, Bagas Kaffa, Sutan Zico, Supriadi, Ernando Ari, dan lain-lain.

Kini skuad pemain timnas remaja sudah berbeda dan pelatihnya pun berbeda. Namun, timnas remaja tersebut mampu menghadirkan optimisme (kembali) kepada masyarakat ketika mereka mampu melahirkan banyak gol di seluruh laga di grup (kecuali di laga melawan Timor Leste). Hal ini membuat timnas digadang-gadang akan mampu melaju ke final lagi dan mencoba meraih gelar kedua di level tersebut.

Namun, faktanya timnas gagal melaju ke final. Mereka ditundukkan oleh Thailand (2-0) dan membuat skuad asuhan Bima Sakti tidak berhasil menyamai prestasi yang ditorehkan skuad Fakhri Husaini. Masyarakat pun kembali dihadapkan pada realitas bahwa timnas harus merasakan kekalahan.

Kekalahan dan kegagalan melaju ke final ini sebenarnya sudah terprediksi. Mengapa dan bagaimana bisa seperti itu?

Pertama, timnas menghadapi tim-tim yang secara organisasi permainan tidak komplit -ketika di fase grup. Dari seluruh timnas yang berlaga satu grup dengan Indonesia, hanya Timor Leste dan Vietnam yang mampu menyamai level organisasi permainan skuad Bima Sakti. Bahkan sebenarnya meski Timor Leste mampu memaksa laga berakhir seri -dengan Indonesia, namun permainan mereka tidaklah lebih bagus dari Vietnam -yang kalah dari Indonesia.

Satu-satunya keunggulan Timor Leste adalah tenaga. Mereka memiliki tenaga yang hampir sempurna dalam 80 menit per pertandingan. Ditambah lagi konsentrasi permainan mereka cenderung berada dalam zona ofensif. Artinya, cara bertahan mereka adalah dengan terus menekan permainan lawan. Keberanian melakukan pressing tinggi itu membuat lawan kesulitan mengembangkan permainan, sehingga lawan dapat melakukan kesalahan dalam mengorganisir permainan.

Contoh yang lebih sempurna adalah seperti permainan Atletico Madrid bersama Diego Simeone atau Borussia Dortmund saat bersama Jurgen Klopp. Permainan Timor Leste hampir seperti itu, dan itu adalah formulasi tepat bagi Timor Leste ketika menghadapi tim-tim cerdas (dalam organisasi permainan) seperti Indonesia dan Vietnam.

Jurus ini juga semakin ampuh ketika menghadapi tim-tim yang tidak kuat dalam organisasi permainan. Sehingga Timor Leste mampu menghancurkan pertahanan lawan dengan mudah. Apalagi ini masih di level remaja, yang mana belum berbicara soal mentalitas melainkan daya tahan. Ketika pengelolaan stamina masih kurang bagus ditambah dengan bombardir dari lawan yang sangat intens, pada akhirnya pasti akan menghadirkan petaka kepada tim tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun