Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Patung Berkemben, Mentalitas Seksual Laki-laki Indonesia Dipertanyakan

6 April 2019   09:33 Diperbarui: 6 April 2019   12:44 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukti Screenshot (1) - suara.com

Sebenarnya, salah satu faktor laki-laki kesulitan menahan hasrat itu adalah moralitas. Level moralitas yang terkadang rendah, membuat mereka susah mengontrol hawa nafsu---yang dianugerahkan ke manusia. Selain itu, faktor pendidikan. Penanaman nilai-norma yang gamblang (disertai contoh/bukti) juga akan memberikan pola pikir tentang seksual yang ideal bagi masyarakat. Khususnya bagi laki-laki.

Poin paling krusial memang pada bukti. Artinya, harus ada contoh kasus dan kemudian itu dapat menjadi pembelajaran bagi siapapun untuk tidak melakukan hal yang serupa. Memang pengalaman adalah guru yang terbaik. Tapi, pengetahuan juga dapat membuat kita (laki-laki/perempuan) dapat menjauhi resiko sedini mungkin. 

Apalagi resiko untuk diperkosa (bagi perempuan) dan dipenjara (bagi laki-laki). Artinya, penanaman moralitas juga tidak hanya ditekankan pada pihak laki-laki, namun juga perempuan. Keseimbangan ini akan menjadi keidealan bagi manusia untuk menjadi sosok yang saling menghargai. Bukan saling menyalahkan.

Ketika ada pemerkosaan, laki-laki menuduh perempuan berbaju terlalu seksi dan berdandan menor. Sedangkan perempuan menuduh laki-laki, otaknya terlalu mesum.

Padahal keduanya sama-sama manusia. Sama-sama punya nafsu seksual. Tapi, mengapa laki-laki seringkali tertangkap basah gagal menahan hawa nafsunya---dan memerkosa? Apa ini gara-gara patung telanjang? Apa ini karena menonton kartun dengan payudara bohai dan bersensor?
Apakah nafsu laki-laki sepayah itu? Apakah ada korelasi antara kedangkalan moralitas dan nafsu seksualitas dengan sensor-sensor lebay hingga kini merambah ke patung-patung?

Dari sinilah mulai terkuak alasan mengapa patung sekarang berkemben. Apakah ini adalah solusi yang tepat untuk meminimalisir adanya kasus pelecehan seksual hingga kriminalitas?

Jangan-jangan, manusia akan semakin liar, ketika kehidupannya semakin terkurung. Seperti burung. Mereka akan langsung terbang ketika sangkar terbuka. Artinya, masyarakat Indonesia akan (diprediksi) semakin menjadi-jadi (kenakalannya) ketika segala hal menjadi tidak lumrah. 

Secara hukum, Indonesia semakin bagus kinerjanya, itu tepat. Tapi, secara kehidupan sosial-budaya, melihat patung berkemben, sensor di tv yang terkadang lebay, justru bisa jadi akan melahirkan orang-orang yang 'haus' terhadap apa yang selama ini tertutupi. Bukankah manusia selalu memiliki keingintahuan yang tinggi? Apalagi yang muda.

Bukti Screenshot (1) - suara.com
Bukti Screenshot (1) - suara.com

Bukti Screenshot (2) - suara.com
Bukti Screenshot (2) - suara.com
"hm... Patung kok berkemben...

Ada-ada saja perilaku masyarakat +62 ini. Hehehe..."

Malang, 4-6 April 2019
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun