Mohon tunggu...
David Bekam
David Bekam Mohon Tunggu... Konsultan - Inovator yg hidup dengan inovasinya

Inovasi membuat yg tidak mungkin menjadi mungkin www.nzpro.co.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy

HIV Ditetes Saja

16 Oktober 2015   22:11 Diperbarui: 29 Oktober 2015   19:02 1711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel ke 23

Sejarah perjalanan inovator jalanan (bagian 6)

Andi ( bukan nama sebenarnya ) usia 6 tahun  penderita Odha setelah 1 bulan minum Jamu tetes

Pertemuan dengan pengurus  Pontianak plus

Bulan Agustus 2007,  saya di undang pengusaha Jagung untuk melihat kebun jagung di Kalimantan Barat, tepatnya saya sudah lupa, tetapi dari kota Pontianak harus naik perahu menyusuri sungai Kapuas, kurang lebih 1 jam perjalanan, kebun jagung yang di tanam dilahan gambut, saya diminta untuk memberikan saran bagaimana menangani kebun jagung yang ditanam dilahan gambut, dan kebun jagung tersebut dalam tahap ujicoba, sehingga tahapannya masih panjang, saat berbincang-bincang dengan salah satu pengurus kebun, saya mendapat informasi tentang penderita HIV, sangat hati-hati perbincangan ini dikarenakan orang-orang yang menderita HIV punya hak untuk tidak di publikasikan, lalu saya sampaikan sedang membuat Jamu tetes yang bekerja cepat memperbaiki sel rusak, siapa tahu bisa membantu penderita HIV, sehingga di sepakati diatur pertemuan dengan salah seorang pengurus Pontianak plus di hotel tempat saya menginap.

Keesokan harinya saya bertemu dengan 2 orang pengurus Pontianak Plus, saya presentasikan jamu tetes sambil memperlihatkan proses pemulihan luka bakar, awalnya diskusi agak memanas, karena dianggap saya gegabah bilang bisa sembuhkan HIV  (ada salah paham mereka pikir saya penjual obat), saya memang tidak punya pengalaman dan sama sekali tidak paham seluk beluk HIV, dari penangan sampai terapi apa yang di pakai, tapi saya sampaikan bahwa saya ingin membantu meringankan penderitaan mereka, tanpa bermaksud menjual produk, saya murni ingin mencoba membantu, bahkan saya siap menjadi orang tua asuh bagi anak yang saya bisa tolong, sekaligus menjadi donator Pontianak plus, sehingga akhirnya mereka bisa menangkap visi misi saya, dan mereka siap memfasilitasi untuk menolong mereka.

Saya kembali ke Gorontalo, dan beberapa hari kemudian saya mendapat telpon dari salah satu pengurus Pontianak plus, bahwa ada seorang anak umur 6 tahun, namanya Andi ( bukan nama sebenarnya ), yang menderita HIV positive, keluarganya membawa ke rumah singgah Pontianak Plus untuk melakukan pengobatan di Rumah Sakit rujukan, Andi ini tertular HIV dari ibu nya yang bekerja sebagai PSK, dan kedua orang tuanya baru meninggal karena HIV, keadaan Andi ini sangat lemah, bibir dan rongga mulutnya mengalami sariawan akut, sudah tidak bisa makan, kepalanya ada luka cukup besar, jari tengahnya juga mengalami luka dibagian kukunya, dan CD4nya hanya tinggal 45, Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam satu milimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600. dengan CD4 hanya 45 kondisi Andi  dalam keadaan sekarat, sehingga segera saya kirimkan beberapa botol sample untuk di gunakan, disarankan untuk  minum jamu tetes sebanyak  5 - 10 tetes 3 kali ( tergantung keadaan pasien ) + di oleskan disemua lukanya.

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBwQFjAAahUKEwidrMbejsfIAhXHCI4KHZPlBXw&url=http%3A%2F%2Fspiritia.or.id%2Fli%2Fbacali.php%3Flino%3D124&usg=AFQjCNEyYED6fy7tmbotoLdOi7IL_PhAYg&sig2=m8VUCo22nJoQxQe933BNWQCD4

Terjadi pemulihan yang sangat cepat

Dalam 2 hari setelah aplikasi jamu tetes, saya dikabari kalau Andi sudah mulai bisa mengunyah dan menelan makanan, karena sariawan di bibir dan mulut mulai pulih, luka disekujur tubuhnya mulai mengering, dan saya kirim lagi beberapa botol jamu tetes untuk teman-teman penderita Odha ( sebutan penderita HIV ).

Satu bulan kemudian saya berkunjung ke Pontianak plus, mengunjungi Andi dan saya berphoto dengan Andi yang mulai ceria, Andi tidak bisa berbahasa Indonesia karena Andi terbiasa berbicara bahasa daerah khek ( bahasa daerah orang Tionghoa di Pontianak ). Saya juga membayar janji saya untuk membantu sedikit uang untuk operasional yayasan Pontianak Plus ( dalam hal ini operasional rumah singgah )  walau hanya berjalan beberapa bulan karena satu alasan yang akan saya jelaskan di artikel selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun