Mohon tunggu...
Danang Satria Nugraha
Danang Satria Nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar di Universitas Sanata Dharma

Selain mengajarkan ilmu bahasa dan meneliti fenomenanya di ruang publik, penulis gemar mengamati pendidikan dan dinamikanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siapakah Pendidik di Hadapan Pendidikan dan Pesertanya?

1 Mei 2024   17:11 Diperbarui: 1 Mei 2024   17:12 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumentasi Pribadi | Penulis bersama Pendidik dan Peserta Didik di sebuah Sekolah Dasar di Kab. Mappi, Papua)

"Not all of us can do great things. But we can do small things with great love."
____Mother Teresa

Pendidikan adalah pilar penting dalam perkembangan masyarakat dan individu. Dalam proses pendidikan, peran pendidik menjadi sangat sentral karena mereka bukan hanya penyampai pengetahuan, tetapi juga pembentuk karakter dan nilai-nilai moral. Namun, siapakah pendidik di hadapan pendidikan dan pesertanya? Pertanyaan ini menyentuh inti dari hubungan kompleks antara pendidik, sistem pendidikan, dan peserta didik. Pendidik tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pembimbing yang membantu peserta didik menemukan potensi dan minat (dan jauh lebih mulia lagi: "jalan hidup"). Mereka (atau: kita?), idealnya, harus mampu menyesuaikan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar peserta didik. Dalam esai ini, penulis mengajak pembaca budiman untuk sejenak merefleksikan peran pendidik dalam konteks pendidikan, melihat bagaimana peran dalam membentuk proses pembelajaran, dan mengeksplorasi tantangan yang dihadapi dalam menjalankan tugas tersebut di era yang terus berkembang.

Bagaimana peran dan tanggung jawab pendidik dalam konteks pendidikan modern, khususnya terkait dengan tuntutan dan tantangan yang terus berubah?

Dunia pendidikan terus berkembang dengan pesat, diwarnai dengan kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan tuntutan global yang semakin kompleks. Dalam konteks ini, peran dan tanggung jawab pendidik pun mengalami transformasi signifikan. Pendidik tidak lagi hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga perlu berperan sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing bagi peserta didik dalam menghadapi dunia yang penuh dengan perubahan.

Seturut konteks tersebut, mari kita bercermin melalui beberapa simulasi peran berikut ini. Pendidik sebagai Fasilitator. Pendidik berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, membantu peserta didik untuk belajar secara aktif dan mandiri. Pendidik idealnya mampu untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendorong peserta didik untuk berkolaborasi, berinovasi, dan berpikir kritis. Berkaitan dengan peran ini, John Taylor Gatto dalam Dumbing Us Down (2017: 46) berpesan, "In a world where home is only a ghost because both parents work, or because of too many moves or too many job changes or too much ambition, or because something else has left everybody too confused to maintain a family relation, I teach students how to accept confusion as their destiny. That's the first lesson I teach."

Pendidik sebagai Motivator. Pendidik berperan sebagai motivator untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik. Pendidik membantu peserta didik untuk menemukan minat dan bakat mereka, serta mendorong mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka. John Hattie dalam Visible Learnig (2009: 128) mewanti-wanti kita bahwa "This requires teachers to enter the classroom with certain conceptions about progress, relationships, and students. It requires them to believe that their role is that of a change agent---that all students can learn and progress, that achievement for all is changeable and not fixed, and that demonstrating to all students that they care about their learning is both powerful and effective."

Pendidik sebagai Pembimbing. Pendidik berperan sebagai pembimbing yang membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan belajar dan perkembangan pribadi. Pendidik memberikan bimbingan dan arahan yang tepat agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab. Geneva Gay dalam Culturally Responsive Teaching (2000:44) juga berasumsi, "Academic success is a non-negotiable goal for everyone and the responsibility of all participants in the teaching-learning process. In their interpersonal relationships with students, culturally responsive teachers are warm, supportive, personable, enthusiastic, understanding, and flexible, yet rigorous in demanding high-quality academic performance from both themselves and their students."

Pendidik sebagai Pendorong Inovasi. Pendidik berperan sebagai pendorong inovasi dalam proses pembelajaran. Pendidik menggunakan berbagai metode dan strategi pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Dalam konteks peran tersebut, Carol Dweck dalam Mindset: The New Psychology of Success (2016:156-157) berargumen, "The fixed mindset limits achievement. It fills people's minds with interfering thoughts, it makes effort disagreeable, and it leads to inferior learning strategies. What's more, it makes other people into judges instead of allies. Important achievements require a clear focus, all-out effort, and bottomless trunk of strategies. Plus, allies in learning. This is what growth mindset gives people, and that's why it helps their ability grow and bear fruit."

Pendidik sebagai Penyampai Nilai. Pendidik berperan sebagai penyampai nilai-nilai moral dan karakter kepada peserta didik. Pendidik, dalam proses resiprokal, membantu peserta didik untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerjasama. Jay Parini dalam The Art of Teaching (2005:53) pernah bersaksi, "I am horribly aware that I have no corner on "the truth," of course. But that is exhilarating, liberating. I'm much more willing now than earlier in my teaching life to learn from my students. I have no illusion about my credentials, my erudition, my experience. There are many good things to be said about these qualifications, but I have no special wisdom, and there is a natural wisdom among the young that refreshes me, that startles me, that often forces me to reconsider long-cherished ideas and assumptions."

Beberapa simulasi peran tersebut, harus diakui, tengah menghadapi beberapa tantangan. Sejauh dapat disederhanakan, paling tidak terdapat tiga arus tantangan yang dapat kita identifikasi. Tantangan pertama berkaitan dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi yang pesat menuntut pendidik untuk terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi baru. Pendidik perlu menggunakan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran. Kedua, tantangan perubahan sosial dan budaya. Perubahan sosial dan budaya menuntut pendidik untuk memahami dan menghargai keragaman budaya dan latar belakang peserta didik. Pendidik sudah selayaknya mampu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan ramah bagi semua peserta didik. Ketiga, tantangan yang bersumber pada tuntutan global. Tuntutan global menuntut pendidik untuk mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi dunia yang kompetitif dan kompleks. Pendidik, tak bisa lain, perlu membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, komunikasi, dan kerjasama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun