Mempersempit pemahaman atas informasi yang kita ketahui saja, sejatinya tidak membuka ruang untuk melihat berbagai kemungkinan dan hubungan-hubungan --yang barangkali dari hubungan itu menjadikan kita arif dalam berpikir, juga bertindak, celaka.
Dasar yang penting untuk membangun mentalitas literasi ini adalah kemampuan unlearning. Maksudnya proses kesinambungan untuk terus menggunakan banyak pertanyaan tentang yang kita tahu dan yang kita tidak tahu untuk menemukan hal-hal yang belum kita ketahui.
Terbaca cukup mudah, tapi masing-masing dari kita menolak untuk melakukannya. Ego kita tidak suka untuk kembali dipertanyakan, dicabik-cabik dan dibangun kembali.
Namun di sanalah tantangannya, salah satu alternatif agar fenomena media sosial ini tidak penuh-sesak akan informasi yang tidak benar. Apalagi informasi tersebut digunakan untuk mengujar kebencian terhadap salah satu dari kita, merusak modal sosial yang juga sudah lama kita bangun; rasa saling percaya.***