Siapa yang tidak pernah salah???
Ehmmm…..beberapa kali saya melakukan kesalahan. Atau mungkin termasuk sering. Tapi saya tidak pernah berkecil hati. Bagi saya dalam kesalahan ada proses belajar didalamnya.
Waktu masih Sekolah di Taman Kanak-kanak, Saya menguping Ibu yang berkata kepada kakak.
“Nanti kalo dek Dewi mau makan telur rebus, kasih garam, ya!”
“ Kalo mau makan roti dan tidak mau pake misis, bisa diisi gula.”
Dengan gaya sok taunya padahal bingung. Karena di hadapan saya ada dua bubuk berwarna putih.
Beberapa saat kemudian saya berinisiatif membuatkan roti buat kakak saya. Ternyata saya taburkan garam di atas olesan mentaga. Kemudian saat itu juga saya akan makan telur rebus. Setelah di kupas saya taburkan gula.
Hahahaha….sepulangnya ibu dan bapak dari kantor, saya dan kakak saya menceritakan kejadian itu. Mereka tersenyum…dan mereka bilang,
“Nanti di coba dulu, kalo garam asin dan gula manis” kata ibu dan bapak sambil tersenyum.
Nah…..hingga sekarang usia saya 32 tahun, saya tidak pernah lupa klo garam itu asin dan gula itu manis.
Belum lagi kesalahan-kesalahan saya dalam mengambil keputusan. Selalu dilema pada kebimbangan. Karena semua perjalanan dalam hidup ini adalah pilihan. Pasti memeiliki resiko dari tipa-tiap keputusannya. Termasuk rasa manis dan asin jika salah menabur gula dan garam.
Dalam salah kita sedang dalam proses belajar. Terjatuh disaat salah mengambil keputusan bukanlah kesalahan fatal, tapi disana kita akan belajar bagaimana untuk bertahan, menanggung resiko dan membangun kembali benteng dari serangan yang dinamankan keterpurukan.
Sekedar berbagi cerita kecil, sambil melepas lelah ditengah penatnya kelelahan bekerja.
*d-wee