Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kantor Gubernur Jakarta: Konsep Bangunan Jaman Belanda yang 'Tersingkirkan'

11 Januari 2012   08:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:02 2709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

[caption id="attachment_163066" align="aligncenter" width="651" caption="Illustrasi - engineear.net"][/caption]

Di Jakarta banyak sekali terdapat bangunan2 tua jaman Belanda, secara dulu Indonesia merupakan jajahan Belanda. Jujur, sebenarnya sayang sekali bahwa pemda Jakarta tidak terlalu memikirkan bangunan2 klasik tersebut. Sejarah Jakarta salah satunya berasal dari bangunan2 tua tersebut. Beberapa di antaranya, aku aku tuliskan dari sejarahnya dan arsitektur serta lingkungannya. Dengan banyaknya bangunan2 tua Belanda tersebut, aku sangat menginginkan bahwa Jakarta menjadi kota yang bisa dinikmati oleh dunia, bukan karena ke'modern'annya, tetapi justru karena ke'klasik'annya serta kota yang apik dan cantik sebagai kota tua ......

Kantor Gubernur Jakarta, merupakan tulisanku yang pertama. Konsepnya adalah bahwa Gubernur Jakarta merupakan orang pertama Jakarta, yang sayang sekali belum bisa mencerminkan 'pemilik' Jakarta, dengan tidak / belum adanya 'kepedulian' tentang apapun tentang Jakarta. Tetapi kantornya merupakan salah satu bangunan tua dan klasik di Jakarta yang HARUS dipelihara dan dilestarikan.

Dulu, kantor Gubernur Jakarta merupakan rumah biasa, 'Residentie Huis' dalam gaya 'Indische Woonhuis' antara tahun 1850-an sampai tahun 1942, sebelum pendudukan Jepang. Sampai sekarang, sudah beberapa kali gedung ii dipugar, diubah, ditambah dengan ruang2 baru. Dan pada tahun 1995, Gedung Balaikota dipugar secra menyeluruh, untuk memenuhi kebutuhan sebagai Kantor Gubernur Jakarta.

'Indische Woohuis' adalah bentuk rumah jaman Hidia Belanda, muncul pada awak abad ke-19. Dibanguna dengan gaya 'klasisisme tropis' dengan ketajaman unsur2 klasik yang agak luntur. Materialnya biasanya menggunakan metrial lokal yang tersedia sehingga 'melunakkan' gaya klasisk Eropanya. Untuk kaum Eropa, bangunan ini tidak bernilai tinggi dipandang dari sudut ukuran klasik, namun sangat cocok untuk iklim yang panas dan lembab seperti di Jakarta, khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Selalu terdapat teras besar yang terlindungi dari sinar matahari dengan adanya atap tambahan dan tiang2 besar dan di sekitanya selalu terdapat taman luas, yang sekarang jarang ada di Jakarta. (Wikipedia)

13262717491837133600
13262717491837133600

1326271775598694888
1326271775598694888

Contoh2 bangunan 'Indische Woonhuis' di Indonesia. Dengan tiang2 besar dan tipis dan mempunyai teras depan dan belakang untuk terhindari dari sinar matahari. Dan di sekelilingnya merupakan taman luas.

Konsep bangunan ini, salah satunya adalah 'Indhische Woonhuis' seperti aku tulis diatas. Dasarnya adalah tiang2 Dorik Romawi yang pada teras depan merupakan daya tarik utamanya.  Kolom Dorik Romawi ini merupakan hasil renovasi, tahun 1995. Sedangkan kolom2 didalam bangunan ini masih merupakan kolom2 asli sejak bangunan ini berdiri sebelum tahun 1900.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun