Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ada Masalah dengan Listrik Rumah? Call 123

29 November 2012   00:35 Diperbarui: 4 April 2017   18:26 4129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13541589321495999937

[caption id="attachment_226506" align="aligncenter" width="619" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption] Ada masalah dengan listrik rumah? Call 123. Iya benar, masalahnya hanya pada listrik di rumah, bukan karena masalah keuangan atau masalah Anda dengan anak atau istri ya. Bila terjadi listrik padam di rumah kita saja sementara rumah tetangga menyala, maka gunakan layanan pengaduan 123. Dijamin petugas PLN akan datang memberikan layanan secara gratis. Ceritanya tadi malam saat masih di jalan sekitar jam 9 malam, putra saya telpon kalau listrik di rumah tiba-tiba mati karena njeglek (istilah untuk pergerakan tombol MCB di meteran dari on ke off). Segera saya memencet tombol ala transformer dan motor saya berubah menjadi Ducati dan pakaian saya langsung menyala berwarna merah ala Valentino Rossi. Dengan strategi 'rem pol gas pol' (eh malah ghak jalan ya), motor plat M saya memecah jalanan Surabaya untuk sampai di perbatasan Surabaya-Sidoarjo. GPL alias ghak pakek lama, 15 menit saja sudah sampai di home sweet home. Saya temui anak-anak bermain skateboard di luar rumah. Sementara beberapa ekor anak kucing kami bermain petak umpet dan grobak slodor di jalan depan rumah. Sedangkan si ibu kucing mengawasi dari jauh sambil ngegosip dengan kucing tetangga. Huf... dasar kucing. Kelakuannya ternyata tidak ada bedanya juga dengan manusia. (Loh kok jadi cerita fiksi-fabel nih). Saya coba untuk melakukan trouble shooting untuk mencari penyebab listrik rumah kami njeglek. Saya minta putra saya melepas semua peralatan listrik dan mematikan semua lampu. Saat saya on-kan MCB di meteran, beberapa menit kemudian kembali njeglek. Kesimpulan langsung mengarah kepada kerusakan bukan pada pesawat televisi Anda, tetapi terjadi pada MCB yang masih tersegel rapi oleh PLN. Walaupun saya orang listrik (maksudnya sering kesetrum), tetapi tidak berani juga membongkar dan mengganti MCBdengan yang baru. Bisa-bisa dikenai denda oleh PLN karena merusak instalasi mereka. Istri saya meminta untuk menghubungi layanan pengaduan PLN. Dengan berbekal HP dengan pulsa terbatas, sayapun menghubungi call center PLN di (031) 123. Angka 031 adalah kode wilayah untuk Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Bangkalan. Saat setelah tersambung, sebuah suara mesin penjawab menyambut saya dengan ramah. "untuk mengetahui tagihan listrik Anda, tekan satu. Untuk melakukan pengaduan atau berbicara dengan petugas kami tekan dua, untuk..... " Tanpa menunggu ayam jantan berkokok, saya menekan tombol 2 dan ternyata langsung disambut oleh suara pria dengan pertanyaan khas customer service, " dengan..... PLN Gedangan, ada yang bisa dibantu?" Sayapun langsung menyebutkan nama, alamat dan masalah listrik yang di rumah. Setelah dicatat seluruh data, petugas menjanjikan akan merespon sesegera mungkin laporan pengaduan saya. Kalimat terakhir petugas, "Untuk mendukung usaha Indonesia Bersih, dimohon untuk tidak memberikan apapun kepada petugas kami," Wah benar-benar keren dan menentramkan juga nih PLN. Karena saat akan melakukan pengaduan, sempat juga terpikir berapa biaya dan tipsnya. Ternyata gratis. Satu jam berlalu, petugas PLN yang ditunggu melebihi pacar pertama dulu, tidak juga datang. Satu setengah jam berikutnya kami memutuskan untuk tidur saja sambil sedikit memaksa MCB agar tetap nyala dengan beberapa cara. Hingga akhirnya 2 jam dari waktu laporan pengaduan, sebuah mobil lengkap dengan tangga di atasnya, berhenti di depan rumah. Sayapun terbangun dan menyambut mereka dengan ucapan selamat datang, welcome drink ala hotel, tetapi tanpa tari Remo jawa-timuran untuk menyambut tamu. Tiga orang petugas turun dan salahsatunya meminta maaf karena mereka harus melayani banyak pengaduan malam ini hingga tiba di rumah saya jam 12 malam. Keren... mereka bekerja hingga pagi dengan mobil layanan pelanggan. Tidak pakai lama, mereka mengeluarkan senjata pamungkas dan jurus andalan mereka untuk mengecek instalasi listrik. Hanya dalam waktu kurang dari 5 menit, mereka bisa langsung mengeluarkan hasil diagnosa penyebab listrik mati di rumah saya, tanpa test laboratorium, foto rontgen, apalagi scanning dengan MRI. Menurutu mereka, instalasi bagian luar dan MCB di meteran saya masih bagus. Kemungkinan terbesar ada konsleting atau mereka menyebutnya induksi listrik seperti kabel terkelupas dan basah yang ada di dalam rumah sebagai penyebabnya. Untuk instalasi di dalam rumah menurut mereka bukan menjadi kewenangan dan tanggung jawab petugas PLN. Saya disarankan untuk mencari tukang listrik untuk memeriksa dan mengganti instalasi kabel listrik. Kuliah 1 SKS petugas PLN membuat saya menjadi tahu perbedaan instalasi listrik luar dan dalam serta cara trouble shootingnya. Wah ilmu baru nih pikir saya. Berikutnya merekapun pamitan untuk melayani laporan pengaduan lain yang masuk malam itu. Setelah melepas para pahlawan listrik tersebut (lebay), saya mencoba mencari tahu kira-kira apa penyebab induksi listrik yang membuat MBC berfikir telah terjadi kelebihan beban. Aha... rupanya saya ingat kalau tadi saat pengecekan secara mandiri, saya belum mencabut stacker listrik yang menuju ke pompa air di halaman belakang. Bergegas saya ke halaman belakang rumah untuk mengeksekusi 'terduga teroris listrik' dan segera mencabutnya. Benar saja, saat listrik kembali saya nyalakan, hingga pagi hari tidak lagi terjadi byarpet di rumah. Pagi ini sayapun dapat tugas tambahan sebelum ke kantor untuk memperbaiki instalasi listrik pompa air. Alhamdulillah ya... sesuatu. Akhirnya semua beres dan tidak lagi njeglek. Salut untuk layanan PLN dengan CALL Center 123 dan petugasnya yang cerdas, pintar dan ramah. ---- Sumber gambar: wartajakarta.com

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun