Ini pengalaman saya bertahun-tahun yang lalu. Tepatnya pada saat saya baru lulus kuliah. Seperti semua orang yang baru lulus kuliah, saya mulai mencari-cari pekerjaan. Melamar kesana kemari dengan penuh semangat dan harapan. Oiya, saya adalah seorang lulusan Teknik Mesin dengan konsentrasi Konstruksi/Perancangan. Cerita saya lanjutkan. Jadi waktu itu saya sedang asyik-asyiknya mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya. Setiap ada lowongan di pabrik, pasti saya lamar.
Tapi, ternyata orang tua saya berpikir lain. Orang tua saya adalah karyawan bank. Mereka tentu tahu banyak seluk beluk kerja di bank. Gimana enaknya kerja di bank. Penghasilan yang bisa diperoleh di bank. Belum lagi penampilan yang necis dengan kemeja lengan panjang, mungkin dasi, dan celana panjang lengkap dengan sepatu berkilau. Keluar masuk gedung bertingkat sang pencakar langit. Beda dengan image pekerja pabrik yang kotor dan dekil. Sebagai orang tua, pasti ingin anak mereka menjadi seperti mereka. Ingin anak-anaknya juga sukses seperti mereka. Mengikuti jejak mereka.
Alhasil, saya dipaksa masuk bank oleh ibu saya. Setiap hari bilang, “Enak kerja di bank, udah kerja di bank aja, ntar bisa begini begini begini, bla bla bla.”, dan seterusnya.
Bangun tidur, keluar kamar, ketemu ibu, beliau bilang, “Udah, bank, bank.”
Selesai mandi, keluar kamar mandi, “Bank.”, kata ibu saya.
Lagi makan, ditemenin ibu, “Kapan mau ngelamar kerja di bank?”
Hidup saya waktu itu dihantui oleh bayangan kerja di bank pada saat itu, hehehe..
Akhirnya saya menyerah. Oke. “Saya ikut.”, kata saya.
Saya pun mengajukan lamaran ke bank. Dan dipanggil untuk menjalani tes pertama.
Pada saat tes pertama itu, saya diminta untuk membuat tabel dan surat resmi tentang apa lah yang saya tidak ngerti isinya. Cuma di tes kemampuan saya untuk membuat tabel, mengetik, dan surat menyurat. Benar-benar tes yang jauh dari bayangan saya sebagai seorang lulusan Teknik Mesin yang ingin bekerja di pabrik, hahaha..
Tes pertama pun lolos. Masa cuman ngetik-ngetik doang ga bisa, hahaha..