Mohon tunggu...
Cahyawardhani
Cahyawardhani Mohon Tunggu... Analyst di Sektor Energi -

a wanderer. Disclaimer: views expressed in this platform are of my own, and do not necessarily reflect the views of my employer, Shell, or any organization that I am affiliated with. I do not speak on behalf of my employer or any other organization.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Layang-layang, Batu, dan Jalanan Dapat Menghasilkan Listrik?

25 Agustus 2017   20:44 Diperbarui: 25 Agustus 2017   21:08 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prototip layang-layang Makani. Sumber: Makani

Saat kita menyebutkan tentang sumber-sumber energi terbarukan, mungkin yang terpikir dalam otak kita adalah energi surya, angin, air, atau biomassa. Tentu saja, karena sumber energi tersebut adalah sumber energi terbarukan yang paling jamak dan paling besar kapasitas terpasangnya. Sumber energi tersebut juga merupakan sumber-sumber energi terbarukan yang dapat dikatakan lumayan matang pengembangannya -- PLTA, misalnya, sudah digunakan hampir sejak seratus tahun lalu di Indonesia. Dilakukan inovasi secara terus menerus untuk mengembangkan energi terbarukan, agar biaya produksi energi terus turun dan investasi dalam sektor ini menjadi lebih banyak, meningkatkan efisiensi agar lebih banyak energi yang diciptakan dari pembangkit sumber energi tersebut, dan juga mengoptimasi rancang bangunnya agar lebih banyak energi yang dapat terkonversi.

Selain inovasi terhadap sistem-sistem yang sudah ada sekarang, banyak penemu dan pengembang energi terbarukan juga melakukan inovasi terhadap sumber energi apadan dari manayang dapat mereka kembangkan dan "panen". Misalnya -- pernahkah anda mendengar layang-layang yang dapat menghasilkan listrik? Atau jalan yang menghasilkan listrik? Atau lampu yang menggunakan batu dan gravitasi?

Mari kita melihat ide-ide dan inovasi "gila" yang dikembangkan orang-orang dalam kontribusinya menyelesaikan masalah energi di masa depan!

Layang-layang yang menghasilkan listrik

Tentu kita tidak asing dengan layang-layang -- saat kecil, kita pasti pernah memainkannya atau bahkan membuatnya. Konsep layang-layang yang sepertinya hanya ditujukan untuk bermain dan relaksasi, ternyata dapat juga menginspirasi pengembang energi terbarukan dan penemu untuk mengaplikasikannya dalam pengembangan sumber energi angin!

Makani, sebuah perusahaan yang didukung oleh Google X, sedang mengembangkan "layang-layang" yang dapat memanfaatkan energi angin dan merubahnya menjadi energi listrik. Ide ini berasal dari observasi mereka dimana mereka melihat turbin angin konvensional yang jamak dipakai di PLTA akan mencapai sebuah titik optimal dimana biaya bangun sebanding dengan daya yang dihasilkan serta efektivitasnya -- semakin besar energi yang dihasilkan, semakin besar dan tinggi pula turbin yang perlu dibangun, membuat biaya bangunnya semakin besar dan semakin spesifik pula lokasi yang dapat dipakai untuk membangun turbin angin tersebut. Ditambah lagi, turbin angin ini umumnya dibuat dari baja yang mahal.

Hal ini membuat Makani berpikir lebih jauh -- bagaimana kita dapat memanfaatkan energi angin dengan material yang lebih sedikit dan lokasi yang lebih fleksibel? Karenanya, mereka mengaplikasikan prinsip aerodinamis yang sama, serta prinsip menghasilkan listrik yang sama dengan turbin angin konvensional yaitu dengan menggerakkan generator listrik menggunakan angin -- hanya saja mereka menggunakan sejenis "layang-layang" yang menghasilkan listrik melalui baling-baling kecil pada layang-layang yang memutar generator, dan disambung dengan kabel bermaterialkan bahan konduktor listrik yang kemudian mengalirkan listrik ke ground stationyang terletak di darat. Layang-layang ini tentu bukan layang-layang yang biasa kita bangun dan mainkan saat kita kecil, yang terbuat dari bambu dan kertas minyak, ya!

 

Dengan menggunakan konsep ini, layang-layang Makani menggunakan 90% lebih sedikit material dari turbin angin konvensional, membuat biaya pengembangan secara prinsip lebih murah. Ditambah lagi, hanya sedikit lokasi yang dianggap mumpuni untuk membangun turbin angin atau wind farm-- lokasi tersebut harus sangat berangin, cukup luas, dan skalanya harus cukup besar agar dapat menjadi ekonomis -- sedangkan Makani yang skalanya lebih kecil dapat ditaruh di lebih banyak lokasi. Ditambah lagi, karena Makani dapat menangkap lebih banyak angin di ketinggian yang lebih tinggi (misalnya pada ketinggian 250 m), Makani pun dapat menghasilkan dan memanfaatkan angin yang sebelumnya tidak dapat dimanfaatkan oleh turbin angin konvensional. Satu layang-layang Makani dapat menghasilkan 600 kW atau cukup daya untuk mengaliri listrik bagi 300 rumah di Amerika Serikat!

Jalan yang diam itu pun dapat menyalakan lampu

Tahukah anda bahwa di beberapa tempat di dunia, bahkan jalan atau lantai yang ada injak dapat menghasilkan listrik? Bagaimana bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun