Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bola dan Cabai (Lombok)

29 Desember 2010   13:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:14 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang Natal dan Tahun Baru, ataupun Hari Raya harga kebutuhan rumah tangga dipastikan merangkak naik. Salah satunya yang paling menonjol yakni tingginya harga cabai rawit di pasaran. Hingga tulisan ini saya buat harga cabai rawit menembus angka 65 ribu rupiah per kilo gram. Tingginya harga kebutuhan dapur tersebut membuat konsumen harus mengeluarkan biaya lebih banyak lagi untuk memperoleh barang tersebut.

Ndak tahu mengapa itu bisa terjadi, apa mungkin Natal dan Tahun baru begini banyak orang yang makan pedas seperti bioasanya? Ah...masa makanpun paling ya Cuma seperti biasa 3 kali sehari dan nggak mungkin berlipat sampai 6-9 kali perhari.

Atau mungkin di bulan Desember begini banyak yang suka pedas untuk melawan hawa dingin? Rasanya juga nggak mungkin, antara Natal dan Tahun baru paling sela waktu Cuma satu minggu.

Dan mungkin saja di bulan-bulan begini banyak yang nggak mau bertani cabai, mungkin cuaca yang kurang mendukung, banyak tanaman rusak, banyak cabai yang di makan ulat, petani takut merugi. Dan ini mungkin anjuran Gusdur jaman jadi Presiden dulu nggak manjur, dulu dianjurkan kalau pengin dapet harga bagus ya harus diperkirakkan waktu panen pas harga bagus, paling tidak 2-3 bulan sebelum hari H harus menanam, soal resiko adalah tantangan, karena semakin besar resiko semakin besar kemungkinan harga yang didapatkan.Ah.. lucu juga Gusdur, kok njlimet amat ngurus cabai.

Ah... ini mungkin lebih masuk akal dan bisa diterima alasannya, harga cabai naik karena nggak ada di pasaran, gara-gara piala AFF semua gila bola, mulai petani tukang becak, pejabat sampai politikus, bahkan presiden keranjingan Bola, jadi eforia jadi lupa diri nggak mau memanen cabai, lebih berat nonton bola, lebih mentingi eforia bola, meski iming-iming Gusdur bulan beginian harga pasti naik. Ah... gila juga orang kita.

Seperti simalakama antara bola dan cabai, namun itulah nyatanya.

1293627507631147369
1293627507631147369

Semoga Timnas Garuda dapat memenangi Bola malam ini, dengan begitu petani cabai segara ke ladang untuk memanen cabai, biar harga turun, dan nggak menyalahkan Natal, Tahun Baru, atau Hari Raya lainnya cabai merangkak mendekati harga emas.

Pict; bloger

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun