Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Workshop Menulis untuk Penghuni Lapas

14 Juli 2017   00:58 Diperbarui: 14 Juli 2017   03:17 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Movement 'Sebelum Mati Buatlah Minimal 1 Buku' yang sudah saya gadang-gadang sejak tahun 2005 rasanya belum mencapai hasil yang menggembirakan. Sering banget saya nanya alasan temen-temen 'kenapa kok belum mulai menulis juga?' Jawabannya selalu macem-macem. Dulu saya selalu menganggap semua itu cuma alesan doang. saya merasa yakin bahwa alesan utamanya adalah mereka pemalas. Hehehe...

Tapi kita gak boleh seudzon. Jadi saya pelajari lebih dalam lagi semua alasan-alasan tersebut. Ternyata ada tiga alasan yang paling menonjol. Pertama, temen-temen saya bilang mereka gak ada waktu. Kedua, mereka bilang gak punya sesuatu yang bisa diceritakan sehingga gak tau harus nulis apa. Ketiga, mereka merasa gak punya kemampuan untuk menulis.

Bagaimana pendapat kalian atas ketiga alasan itu? Saya rasa jawaban tersebut semuanya benar. Kalo kita gak bikin time management yang ketat, memang jadinya orang merasa gak punya waktu. Kedua, bahan menulis memang kadang sulit ditemukan karena bisa saja kita kurang peka terhadap keadaan atau peristiwa yang terjadi di sekitar. Yang ketiga? Ntar kita bahas belakangan ya...

Berdasarkan pemikiran itu, dapat disimpulkan bahwa orang yang paling pantas menulis itu adalah orang yang punya waktu sekaligus punya cerita. Bener, dong? Nah, kira-kira siapa orang yang punya waktu sekaligus punya cerita? Setelah saya pikir-pikir, gak ada yang lebih tepat adalah para penghuni lapas. Yak betul! Penghuni lapas pastilah punya waktu banyak. Dan yang penting pula, mereka pasti punya cerita. Keberadaan mereka di lapas itu saja adalah sebuah cerita yang menarik.

Sudah banyak buku-buku keren yang dilahirkan di penjara, misalnya buku-buku karya Pramoedya Ananta Toer yang ditulis dari penjara Pulau Buru; Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca, itu buku-buku anjrit yang semua orang harus baca saking bagusnya. Di samping itu, saya sejak dulu punya pemahaman bahwa warisan yang paling berharga untuk diwariskan ke anak cucu bukanlah uang dan harta tapi pengalaman hidup kita. Para penghuni lapas sudah pasti pengalamannya sangat berharga. Minimal mereka bisa menceritakan pelajaran atau hikmah apa yang mereka bisa petik dari peristiwa yang dialaminya.

Akhirnya saya semakin mantap! Penghuni lapas adalah orang yang tepat untuk menulis buku. Bagaimana dengan alasan ketiga bahwa mereka merasa gak punya kemampuan untuk menulis? Untuk alasan ketiga ini, saya bersedia membantu. Saya bersedia mengajar cara menulis pada penghuni lapas tanpa memungut bayaran alias free! Jadi sekarang, ketiga alasan sudah ditemukan solusinya, kita bisa berharap akan lahir buku-buku hebat berupa kumpulan cerita dari balik penjara. Pasti akan banyak manfaat bagi setiap yang membacanya.

Sayangnya tiba-tiba muncul alasan keempat. Apakah itu? Saya gak punya akses ke lapas sama sekali. Gak ada satu pun orang yang saya kenal bisa membantu. Jadi di tulisan ini, saya sebenernya cuma ingin bertanya: Adakah teman-teman yang punya akses agar saya bisa mengajar di lapas?

Kalo kalian juga gak ada akses, tolong share aja tulisan ini. Jika banyak yang share, insya Allah akhirnya akan kebaca juga ke yang punya akses. Saya sangat berterimakasih dan bersyukur kalo rencana ini bisa terlaksana. Thanks guys!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun