Mohon tunggu...
Humaniora

Berbeda Pendapat Itu Indah dan Tidak Seharusnya Diseragamkan

17 September 2017   15:02 Diperbarui: 17 September 2017   15:32 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah 2 setengah tahun saya merantau dari kota Batam di Kepri ke kota yang paling menerima keberagaman di Indonesia yaitu Yogyakarta... Dulu saya hidup cuma mengikuti arusnya saja, apa yang orang tua saya katakan saya lakukan. Saya betul-betul cuma mengikuti perkataan orang tua saya. Saya bersekolah di SMA Kolese De Britto, yang terkenal atas gondrong, seragam bebas, tidak ada upacara, dan isinya burung semua (laki-laki). Tetapi yang sebenarnya diajarkan di sekolah tersebut adalah kebebasan yang dilandaskan bertanggung jawab. Apa hubungannya kebebasan bertanggung jawab dengan perbedaan pendapat?

Di sekolah saya kami betul-betul bebas, dalam pakaian sampai ke pemikiran, kami bebas untuk berpakaian sesuai yang kami inginkan, walaupun aneh tetapi tidak pernah terjadi konflik karena perbedaan tersebut. Kami diajarkan untuk menerima satu dengan yang lain apa adanya, tiap manusia itu beda, dengan pandangan filsafatnya masing-masing. Tidak ada pemikiran yang baik dan jelek, yang ada hanyalah pemikiran, sama seperti sifat orang, tidak ada yang baik dan buruk, semua orang unik dan punya kepribadian sendiri. 

Saya senang tinggal di Yogyakarta, kota yang sangat beragam... beragam dalam arti tiap orang itu berbeda tetapi tidak terjadinya konflik karena perbedaan. Disini banyak yang anak teknik pasti nya otaknya terstruktur (otak-otak engineer) tetapi juga ada anak-anak seni yang pemikirannya bebas tidak terstruktur, tetapi tidak terjadinya konflik karena hal tersebut. Orang-orang damai tinggal dengan pemikiran dan style hidupnya sendiri.

Saya selama 2 setengah tahun ini belajar banyak dari sekolah saya dan juga lingkungan kota saya, perbedaan itu indah, perbedaan itu bukan alasan untuk terjadinya permusuhan. Saya diajarkan bahwa keragaman ialah sesuatu yang tidak bisa di tolak, semua orang dijamin pasti akan berbeda. Keragaman jugalah suatu syarat kehidupan, kita tidak bisa hidup tanpa keragaman, bayangkan jika dunia itu orangnya sama semua, hambar bukan? Dan yang paling utama bagi negara kita yang merupakan negara keagamaan, realitas keragaman itu ialah salah satu bukti kemahakuasaan Tuhan.

Hidup akan lebih indah jika kita mulai menerima keragaman dan perbedaan dari orang-orang lain. Saya sudah menjalani nya, bukti konkrit sudah bisa dan layak saya katakan karena saya hidup di lingkungan yang menerima perbedaan orang lain. Keragaman bukan lah sesuatu yang untuk di seragamkan. Sebagai warga negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika kita harus bisa menerima perbedaan tersebut, itulah anugrah kita. Keragaman tersebut bukanlah hal yang kita minta tetapi hal yang kita dapatkan, tidak bisa kita tolak, yang bisa kita lakukan adalah menerimanya dan bertanggung jawab atas perbedaan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun